Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gulai Sapi Tugu Pak Samin yang Legendaris Itu Rasanya Segar Tanpa Santan, Harganya Murah Meriah Lho

Dari beberapa tempat makan murah meriah yang ada, Gulai Sapi Tugu Pak Samin adalah salah satu yang wajib anda kunjungi.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Gulai Sapi Tugu Pak Samin yang Legendaris Itu Rasanya Segar Tanpa Santan, Harganya Murah Meriah Lho
TRIBUN JOGJA/HAMIM TOHARI
Dari beberapa tempat makan murah meriah yang ada, Gulai Sapi Tugu Pak Samin adalah salah satu yang wajib anda kunjungi. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Membicarakan kuliner Yogyakarta, harga yang murah menjadi salah satu daya tariknya.

Banyak tempat di Yogyakarta yang menjajakan makanan dengan harga terjangkau tetapi tidak mengurangi kualitas rasa.

Dari beberapa tempat makan murah meriah yang ada, Gulai Sapi Tugu Pak Samin adalah salah satu yang wajib anda kunjungi.

Memiliki lokasi yang sangat strategis, yakni berada di pojokan Tugu Pal Putih Yogyakarta atau berada di emperan toko peralatan tulis "Murah" setiap harinya tempat ini ramai dikunjungi pelanggan.

Meski tempat jualannya begitu sederhana, hanya menggunakan sebuah gerobak berukuran cukup besar sebagai tempat jualan tetapi tidak menghalangi para pelanggannya untuk kembali datang.

Sebagai tempat makan para pengunjung, si empu warung menyediakan tikar yang digelar di emperan toko.

Berita Rekomendasi

Tidak hanya sekedar lokasinya yang strategis, tempat makan yang dirintis oleh Samin (78) bersama istrinya ini juga cukup legendaris bagi masyarakat Yogyakarta karena telah ada sejak tahun 1968.

"Warung ini telah ada sejak Tugu Yogyakarta isinya masih banyak sesaji, hingga saat ini isinya orang foto-foto," ujar Ning Wardani, anak dari Samin.

Lebih lanjut Ning mengatakan, orangtuanya mulai berjualan sebelum toko peralatan tulis yang menjadi lokasi berjualan saat ini belum dibangun.

Dahulu Samin bersama istrinya tidak hanya berjualan gulai. Pasangan yang dianugerahi dua orang anak tersebut membuka warung makan ramesan dengan pilihan sayur dan lauk yang beragam.

Karena keterbatasan tenaga, dan sebagian besar pelangganya banyak yang mencari gulai, akhirnya pada awal tahun 90-an menjadikan gulai sebagai satu-satunya menu yang dijual.

Jika kita mendengar nama gulai, yang terbayang adalah olahan daging yang dimasak dengan santan yang kental berwarna kekuningan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas