Benarkah Barcode Boarding Pass Cantumkan Data Pribadi Penumpang? Begini Penjelasannya
Benarkah dari barcode yang tercantum pada boarding pass yang melengkapi tiket pesawat, seseorang bisa membaca data pribadi kita dengan mudah?
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Berita “menakutkan” tentang bahaya peretasan terhadap data pribadi yang tercantum pada barcode boarding pass masih terus muncul di berbagai media, baik di dalam maupun di luar negeri.
Peretasan terhadapnya, dikatakan, bisa dilakukan para hackers atau orang-orang yang bermaksud jahat.
Angkasa mencatat, berita ini pertama kali diunggah situs media online Krebs on Security.com yang mengkhususkan diri pada topik kejahatan siber dan internet pada 6 Oktober 2015, dan masih terus ditulis ulang sampai sekarang.
Sampai Senin, 3 Oktober 2016, Redaksi Angkasa bahkan masih menerima pertanyaan serupa tentang benar-tidaknya berita tersebut.
Benarkah dari barcode yang tercantum pada boarding pass yang melengkapi tiket pesawat, seseorang bisa membaca data pribadi kita dengan mudah?
Katakan saja itu alamat rumah, nomor telepon, sampai nomor kartu kredit?
Disadari, sejauh tak ada penjelasan tentang berita ini, bayang-bayang kekhawatiran memang akan selalu ada.
Hanya beberapa hari setelah berita Krebs on Security itu tayang, sanggahan logis sebenarnya sudah diunggah di berbagai situs.
Namun, kekhawatiran sudah terlanjur menyebar secara viral dan tak terkendali di jaringan media sosial.
Di beberapa negara, pengguna kereta api jarak jauh bahkan sampai ikut merasa tak nyaman dibuatnya.
Boarding pass dengan sistem barcode sendiri mulai populer digunakan perusahaan transportasi udara, dan sejumlah kereta api, sejak 2005.
Sanggahan di antaranya dilayangkan langsung oleh Brian Salzman, Direktur Marketing Inlite Research, perusahaan di AS yang menayangkan aplikasi pemindai barcode online gratis.
Ia menyatakan, ketakutan atau kekhawatiran sudah terlalu berlebihan.
“Barcode tak mencantumkan informasi lebih banyak dari angka atau huruf yang tertera pada tiket Anda. Gambar kode digital ini tak dirancang untuk urusan keamanan atau bukan, melainkan hanya untuk memudahkan komputer membaca informasi perjalanan yang digunakan penumpang,” kata Salzman.