Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah 5 Kebiasaan Warga Melbourne yang Patut Diacungi Jempol

Kebiasaan mengucapkan “terima kasih” masih sangat kental terasa di antara Melbournians.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Inilah 5 Kebiasaan Warga Melbourne yang Patut Diacungi Jempol
Kompas.com/Anne Anggraeni Fathana
Restoran milik pemenangan Master Chef Australia George Colombaris ini bisa dibilang hampir selalu penuh pengunjung. 

TRIBUNNEWS.COM - Negeri barat sering kali terkenal akan kehidupan yang individualis.

Namun, citra itu bisa dibilang tak akan Anda temukan bila singgah di kota Melbourne, Australia.

Majalah The Economist sejak 2011 mendapuk kota ini sebagai tempat paling layak huni di dunia.

Beberapa faktor di antaranya adalah Melbourne punya karakter warga yang guyub dan hangat.

Berikut ini beberapa beberapa kebiasaan jempolan Melbournians, sebutan untuk penduduk Melbourne, yang dirangkum Kompas.com ketika berkunjung ke sana dalam acara Tourism Australia dan Garuda Indonesia's Media Trip di Melbourne, Australia, pada 19-26 September 2016:

Sopan dan hangat

Kebiasaan mengucapkan “terima kasih” masih sangat kental terasa di antara Melbournians. Kedua kata itu menciptakan suasana hangat dan kekeluargaan ketika Anda bepergian di sana.

Berita Rekomendasi

Setiap kali pelayan restoran mengantarkan pesanan, ia akan berterima kasih karena Anda mau menerima hidangan mereka. Staf di restoran dan kafe pun tak akan sungkan mengajak bicara pelanggannya, baik terkait menu maupun hal lain.

“Pelanggan diperbolehkan duduk berlama-lama di restoran besar atau kedai kecil sekalipun. Mereka tidak akan pernah menyuruh Anda pulang,” kata Douglas, pemandu tur dari Visit Victoria yang ditemui oleh Kompas.com.


Thinkstock
Inilah salah satu kelebihan kedai kopi. Walau hanya memesan satu cangkir, Anda sudah sah untuk duduk lama di sana. 

Saat jalan kaki dan tidak sengaja menabrak seseorang, orang itu yang justru akan tersenyum ramah dan meminta maaf pada Anda. Kejadian kecil ini tak akan mengundang masalah selama wisatawan tidak membalas dengan kurang ajar.

Kekeluargaan 

Penduduk Melbourne gemar mengundang orang-orang terdekat ke rumah. Mereka suka mengadakan pesta koktail atau hanya sekadar kumpul-kumpul.

“Bisa dibilang, kami mengenal dekat tetangga kami,” ujar Douglas. 

Ia sendiri mengaku sering mengobrol dan bercengkrama bersama tetangganya di kedai kopi. Orang Melbourne, lanjut Douglas, selalu punya waktu luang untuk mengobrol santai dan mendengarkan cerita orang lain.

Cinta kopi racikan lokal

Masyarakat Australia, termasuk Melbourne, sangat menganggap serius kopi yang mereka minum. Negara ini memang bukan penghasil kopi, tetapi mereka lihai memanggang biji kopi impor sehingga menghasilkan rasa khas.

Istimewanya, Melbournians akan lebih memilih minum kopi dari kedai lokal daripada franchise dari luar negeri. Mereka pun punya hubungan istimewat dengan kedai-kedai kopi favoritnya.

“Setiap kedai kopi memiliki racikan tersendiri dan mewakili berbagai karakter pelanggan,” Ujar Douglas.

Pelanggan memiliki selera berbeda terhadap latte, cappucino atau kopidecaf. Masyarakat juga tidak menganggap kedai kopi itu sebagai industri belaka.

“Saking cintanya pada kopi, lelucon lokal mengatakan bahwa warga Melbourne akan terlihat seperti orang tersesat tanpa gelas kopi mereka,” ungkap Douglas.

Douglas melanjutkan, ekspresi itu otomatis berganti bila mereka sudah minum kopi pada hari itu. Kebanyakan Melbournian juga cenderung suka terburu-buru ketika ingin membeli kopi.

Tidak liburan di mal

Jika warga Jakarta suka menghabiskan waktu senggang mereka ke mal, warga Melbourne punya tujuan berbeda. Mereka lebih suka menikmati hari dan melakukan aktivitas di luar ruangan.

“Melbourne terkenal memiliki cuaca tidak terduga. Orang bilang kami punya empat musim dalam sehari. Jadi, cuaca cerah adalah waktu kami menikmati hari,” ujar Douglas.

Karena taman ada di mana-mana, lanjut Douglas, Melbournians suka piknik untuk berkumpul bersama teman atau keluarga di sana. Mereka akan melakukan berbagai aktivitas di luar ruangan.

“Banyak orang pergi ke bioskop, terutama pada hari Selasa ketika harga murah,” lanjutnya lagi.

Pada musim panas, Melbourne biasanya juga diwarnai festival musik, festival anggur, dan berbagai acara seru lain. Pasar kreativitas di kota kecil bernama St Kilda, misalnya, akan diselenggarakan pada setiap akhir pekan pada musim ini.

Gemar olahraga

Pagi hari menjadi waktu sehat bagi Melbournians. Mereka akan keluar sekitar pukul enam atau tujuh pagi untuk berlari atau bermain sepeda.

“Di pinggir pantai, seperti di St Kilda, akan terlihat sekumpulan warga sedang melakukan olahraga jika hari cerah,” kata Douglas.

Alternatif lainnya, mereka akan mengajak binatang peliharaannya berjalan-jalan pada pagi hari atau akhir pekan. Orang Australia memang terkenal menyukai binatang peliharaan, misalnya anjing dan kucing.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas