Bandara Utarom Kaimana, Sudah Ada Sejak Republik Ini Belum Berdiri
Tahukah Anda, Kaimana, kota kabupaten di Papua Barat ini sejak dulu menjadi rebutan penjajah.
Editor: Malvyandie Haryadi
Jepang juga menaruh hormat kepada Raja sehingga beberapa tuntutan diterima seperti penyediaan makanan dan tidak diawasi oleh tentara Jepang.
Jumlah romusha asal tanah Jawa yang kurang lebih 600 orang sampai akhir pembangunan bandara tersebut tertinggal 60 orang saja.
Enam bulan kemudian tepatnya bulan Juni 1943 bandara tersebut sudah bisa didarati pesawat-pesawat tempur Jepang.
Bandara dinamai Utarom oleh Raja Kumisi IV Achmad Aiturauw.
Utarom artinya adalah Harapan atau Keyakinan akan Kemerdekaan sesuai dengan legenda yang hidup dalam cerita rakyat Kaimana.
Akan tetapi hanya sebentar kemudian akhirnya Jepang menyerah setelah bandara dibom dan ditembaki oleh pesawat-pesawat Sekutu. Jepang akhirnya menyerah total pada tahun 1945.
Pada tahun 1946 Belanda kembali memasuki Kaimana dan mendapatkan bandara tersebut dalam kondisi rusak akibat pengeboman Sekutu. Bandara kemudian direhabilitasi dan mulai mendaratlah pesawat-pesawat Sekutu.
Tahun 1949 diadakanlah Round Table Conference (KMB) di Denhaag. Tanah Papua menjadi sengketa dan Belanda masih ingin menjajah sebagian tanah di Indonesia.
Tahun 1950 Belanda mulai mengadakan pembangunan bandara secara besar-besaran.
Dan Bandara Kaimana dijadikan pangkalan Udara dan pangkalan Angkatan Laut Kerajaan Belanda.
Tahun 1960, saat Trikora dikumandangkan Presiden RI Sukarno, pesawat-pesawat jet Belanda mulai disiagakan di pangkalan tersebut.
Pelabuhan laut Kaimana dipenuhi kapal-kapal perang Belanda. Tetapi pada tahun 1963 akhirnya Belanda harus mengakui kedaulatan tanah Papua sebagai bagian dari tanah Pertiwi Indonesia.
Periode tahun 1964-1970 Bandara Utarom merupakan satu-satunya bandara yang ada di Kabupaten Fakfak dan paling representatif di samping lapangan rumput di Kokonao dan Akimuga.
Saat itu bandara Kaimana sudah didarati pesawat jenis Hercules 130, DC-3, Dornier, Pilatus Porter dan Twin Otter (DHC-6).