Yuk Intip Proses Perkawinan dan Kelahiran Lumba-Lumba
Bagi sebagian orang, bahkan sebagian ilmuan, aktivitas dan perilaku lumba-lumba masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
TRIBUNNEWS.COM – Bagi sebagian orang, bahkan sebagian ilmuan, aktivitas dan perilaku lumba-lumba masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Salah satunya proses kelahiran lumba-lumba.
Yus Anggoro Saputra, salah satu dokter di Ocean Dream Samudra mengungkapkan bahwa proses kelahiran atau breeding lumba-lumba tidak terjadi secara tiba-tiba.
“Jadi bukan tiba-tiba lumba-lumba hamil. Sebenarnya, kita jodohin mana kira-kira jantan yang memiliki bibit bagus dan mana betina yang kualitasnya masih baik, setelah itu baru kita jodohkan,” ungkap Anggoro.
Menurut Anggoro, pemilihan ini juga dilakukan untuk menghindari inbreeding atau terjadinya perkawinan sedarah yang bisa menyebabkan ganguan genetik.
“Oleh sebab itulah tiap lumba-lumba yang ada memiliki silsilah keluarga masing-masing untuk mencegah terjadinya inbreeding,” kata Anggoro.
Dalam proses perjodohan tersebut, ia akan menunggu apakah kedua lumba-lumba tersebut saling suka atau tidak. Anggoro juga akan memantau kapan dan berapa kali terjadi perkawinan antar dua lumba-lumba tersebut.
“Setelah satu bulan kita akan ambil darah lumba-lumba untuk mengecek hormon progesterone. Jika diatas satu nano gram per mili berarti ada indikasi lumba-lumba betina hamil,” ujar Anggoro.
Setelah dua atau tiga bulan kemudian, tim paramedis akan melakukan USG setiap satu bulan sekali. Prosesnya pun sangat menarik, lumba-lumba akan naik ke atas kolam dan perutnya akan diolesi gel layaknya pemeriksaan kehamilan pada manusia, seperti pemeriksaan USG pada umumnya.
Alat yang dipakai pun tidak memakai mesin USG khusus tetapi memakai mesin yang dijuga dipakai oleh manusia. Lumba-lumba sendiri mengalami masa kehamilan 12 bulan.
“Selama 12 kehamilan, minimal setiap bulannya akan kita kontrol. Setelah 12 bulan nanti, biasanya induk yang sedang hamil akan kita pisahkan dari betina lainnya supaya proses melahirkannya nanti secara normal dan induk lumba-lumba bisa merasa leluasa,” ungkap Anggoro.
Tanda-tanda lumba-lumba mau melahirkan, tambah Anggoro, ketika mereka sudah tidak mau makan. Lumba-lumba pun, kata Anggoro juga memiliki pembukaan sebelum melahirkan.
“Karena berada di dalam air, sampai saat ini belum diketahui bagaimana ukuran pembukaan kelahiran lumba-lumba. Tetapi jika lumba-lumba mulai membanting-bantingkan badan, meloncat-loncat, dan berenang dengan cepat, itu tandanya ia mengalami kontraksi,” terang Anggoro.
Saat keluar, bayi lumba-lumba akan mengeluarkan ekornya terlebih dahulu selama dua jam. Proses ini, ungkap Anggoro, dilakukan bayi lumba-lumba untuk mengenal lingkungan yang ada disekitarnya. Ini juga dilakukan sehingga saat keluar nanti bayi lumba-lumba bisa langsung berenang.
Setelah dilahirkan, selama 1,5 tahun, bayi lumba-lumba akan dirawat dan disusui oleh induknya. Berbeda dengan mamalia lainnya, Anggoro mengungkapkan bahwa lumba-lumba akan menyemprot air susunya dan bayi lumba-lumba akan membuka mulutnya untuk meminum air susu tersebut.
“Lumba-lumba berbeda dengan mamalia lainnya, lumba-lumba mempunyai moncong jadi tak bisa menyedot dan hanya bisa membuka serta menutup mulutnya,” kata Anggoro.
Setelah 1,5 tahun, nanti bayi lumba-lumba akan disapih dan induk lumba-lumba secara bertahap akan melatihnya untuk memakan ikan.
“Untuk mengajari bayinya makan ikan, induk lumba-lumba akan mulai menggigit-gigit ikan, nah disini si bayi akan melihat, meniru dan mulai bermain dengan mengigit-gigit ikan juga,” jelas Anggoro.
Demi mendukung proses penyusuan ini, tim paramedik Ocean Dream Samudra juga memberikan suplemen kepada induk supaya ASI-nya banyak. Lumba-lumba yang awalnya hanya memakan 9 kg, saat merawat anaknya bisa memakan 15 kg ikan segar setiap harinya.
“Pada kesehariannya lumba-lumba disini selalu diberi makan ikan segar, minimal tiga kali sehari. Dan untuk memenuhi kebutuhan 25 lumba-lumba yang ada disini kami menyiapkan 200 kg ikan segar setiap hari,” ungkap Anggoro.
Ikan yang diberikan, ujar Anggoro, juga tak sembarang. Ikan yang akan diberikan kepada lumba-lumba terlebih dahulu akan dicek fisiknya, serta akan diuji lab apakah mengandung bahan pengawet atau pewarna.
Sedangkan pada perawatan bayi lumba-lumba, suplemen yang diberikan untuk menjaga daya tahan tubuh, penguat tulang, dan lain-lain. Soal makanan, bayi lumba-lumba bisa memakan ikan dengan total 15 persen dari berat badan tubuhnya.
Untuk mendukung proses konservasi dan perkembang biakan lumba-lumba ini, Anggoro mengakui, di Ocean Dream Samudra terdapat 3 orang paramedis, 4 orang laboratorium, dan ada 20 keeper, yang setiap harinya bertugas merawat lumba-lumba.
Penulis: Firda Fitri Yanda/Editor: Choirul Arifin