Cara Umat Hindu dan Muslim di Bali Bikin Ramadan Jadi Adem
Meski mayoritas warga Bali menganut agama Hindu, antusias masyarakatnya dalam menyambut bulan Ramadan tidak kalah dengan mereka yang ada di Pulau Jawa
TRIBUNNEWS.COM – Meski mayoritas warga Bali menganut agama Hindu, antusias masyarakatnya dalam menyambut bulan Ramadan tidak kalah dengan mereka yang ada di Pulau Jawa.
Yang paling mengejutkan, kerabat non-Muslim pun turut hadir dalam kemeriahan ini. Memang sudah biasa bagi penduduk ber-KTP Bali untuk menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Lalu, penasaran bagaimana tradisi masyarakat Bali menghabiskan waktu Ramadan?
Simak tiga tradisi unik umat Muslim di Bali saat bulan puasa!
Megibung
Megibung merupakan tradisi turun-temurun yang masih dijaga oleh masyarakat Bali dan Lombok. Arti ‘gibung’ sendiri adalah kegiatan saling berbagi, duduk bersama untuk makan sambil berdiskusi.
Jadi, jangan heran kalau kamu melihat ada suguhan lauk-pauk yang diletakkan di atas daun pisang. Hampir mirip dengan Liliwetan! Megibung rutin diselenggarakan oleh masyarakat Muslim di Bali, tepatnya di Kampung Islam Kepaon, Karangasem, bagian timur Pulau Dewata.
Menu lauk yang disajikan antara lain ayam bakar, sate lilit khas Bali, ikan asin, nasi putih, sambal terasi, serta tidak lupa sayur dengan tempe dan tahunya.
Menariknya, tidak hanya umat Islam saja yang bisa makan bersama. Teman atau kerabat yang berbeda agama boleh ikut merasakan suasana ini. Biasanya mereka bergotong royong untuk melaksanakan tradisi Megibung.
Sate Susu
Kolak, gorengan, dan es buah mungkin sering kamu temui di deretan jajanan takjil. Berbeda dengan di Bali, justru sate susulah yang paling laris dibeli oleh masyarakat sana.
Sate yang hanya muncul di bulan puasa ini berbahan baku puting susu sapi yang dibumbui agak pedas, dipotong kotak-kotak dengan lebar sekitar 2 sentimeter tetapi relatif tipis. Sate tusuk ini biasanya dijual seharga Rp 2.000 untuk setiap tusuknya.
Peminat sate susu inipun bukan hanya umat Muslim saja, melainkan juga umat Hindu di Bali. Saking nagihnya, banyak pula yang coba memasaknya di rumah.
Ngejot
Warga Desa Pegayaman, Buleleng sering mengadakan tradisi ini saat menjelang Idul Fitri. Biasanya tradisi dilakukan dengan cara membawa makanan ke rumah saudara guna silaturahmi.
Yang paling mengejutkan, mereka yang non-Muslim pun turut mendapat. Tujuannya adalah untuk menjaga kebersamaan antar umat beragama.
Sebaliknya, pada hari-hari besar Hindu, umat Hindulah yang akan membawakan hantaran kepada kerabat Muslim.
Tidak cuma di Bali, Indonesia masih punya tradisi unik lainnya dalam menyambut bulan suci Ramadan. Nah, kalau di kampung halaman kamu sendiri bagaimana? Apakah ada hal-hal menarik yang biasa dilakukan saat bulan puasa?
Apalagi musim mudik sudah dekat, tentu membuat kamu terbayang akan momen-momen seru bersama keluarga di daerah, entah itu sepupu, om dan tante, sampai kawan lama.
Oleh karena itu, segera pesan tiket mudik agar tidak kehabisan. Di zaman modern ini, mudik tidak lagi menjadi kesulitan besar karena sekarang ada aplikasi untuk pesan tiket mudik yang bisa diakses di smartphone kamu. Jadi, sekarang tidak perlu lagi repot-repot membeli tiket kereta ke stasiun karena semuanya bisa kamu lakukan secara daring. Membeli tiket pesawat pun hanya butuh menggerakan jarimu.
Harga tiket mudikmu mahal? Tenang, ada tips mudik murah 2018 buat kamu. Kamu bisa membeli tiket mudik dengan menggunakan kartu kredit, atau dengan mencicilnya dengan bunga 0%. Praktis, bukan?
Terakhir untuk tips puasa Ramadan 2018, menjelang Idul Fitri jangan lupa bawa oleh-oleh untuk keluargamu di daerah. Pasti kawan-kawan dan keluarga akan tersenyum senang!
Penulis: Dana Delani