Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Kafe Ini Anda Bisa Tidur di Peti Mati. Berani Coba?

Para tamu juga diminta memberikan desain upacara kematiannya, dari memilih peti mati sampai album foto

Penulis: Deodatus Pradipto
zoom-in Di Kafe Ini Anda Bisa Tidur di Peti Mati. Berani Coba?
Sgforums.com
Kid Mai Death Cafe, Bangkok, Thailand 

TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Tammy berusaha keluar dari peti mati.

Sebelumnya perempuan 15 tahun itu menghabiskan waktu selama tiga menit di peti mati yang tertutup.

Meski hanya sebentar, Tammy kapok berbaring di peti mati dalam kondisi tertutup lagi.

Itu adalah pengalaman Tammy saat berkunjung ke Kid Mai Death Cafe di Bangkok, Thailand.

Kafe ini memberikan pengalaman unik yang mungkin belum pernah diberikan oleh kafe lain di dunia.

Selain menyajikan aneka makanan dan minuman, Kid Mai Death Cafe menyajikan pengalaman unik kepada para pengunjungnya.

Pengalaman itu adalah pengalaman meninggal dunia.

Berita Rekomendasi

Pengalaman ini diberikan lewat kehadiran sebuah peti mati berwarna putih yang dipajang di kafe.

Peti ini dibiarkan terbuka dan para tamu diperbolehkan masuk.

Banyak pengunjung kafe merasa sangat ketakutan sebelum dan setelah mencoba.

Beberapa bahkan menolak untuk masuk ke peti mati tersebut.

"Rasanya nyaman, tapi saya tidak bisa tidur atau rileks karena saya merasa mati. Kematian adalah perasaan ketika Anda berpikir akan kehilangan segalanya hari ini dan perasaan ketika Anda tidak akan hidup, tidak bisa melihat ibu dan ayah Anda besok," kata Tammy kepada CNN Travel sambil keluar dari peti mati.

"Saya masih ketakutan. Sepertinya saya tidak mau di dalam sana lagi," imbuh Tammy lalu tertawa.

Kid Mai Death Cafe di Bangkok, Thailand
Kid Mai Death Cafe di Bangkok, Thailand (Sgforums.com)

Kid Mai Death Cafe dibangun oleh Veeranut Rojanaprapa, seorang asisten profesor.

Kafe ini sebenarnya dibangun untuk desertasi PhD Rojanaprapa di bidang filsafat dan agama di Saint John's University, Bangkok.

Menurut Rojanaprapa topik desertasinya adalah bagaimana mengurangi keserakahan, bagaimana mengurangi indeks korupsi, dan bagaimana meningkatkan indeks transparansi di Thailand lewat cara memanfaatkan Buddhisme di negara yang populasi pemeluk agama Budha mencapai 90 persen.

"Budha kami mengajarkan soal kesadaran akan kematian dan Beliau bilang ketika seseorang menyadari kematiannya, dia akan mengurangi 'saya' di dalam pikirannya dan dia akan mengurangi keserakahan dan mengurangi kemarahan," jelas Rojanaprapa kepada CNN Travel.

Veeranut Rojanprapa mengatakan jika seseorang tahu besok adalah hari kematiannya, dia tidak akan memanfaatkan waktunya yang berharga untuk membalas musuh, atau korupsi, atau mendapatkan uang lebih banyak.

Sebaliknya, orang akan memanfaatkan waktu tersisanya untuk melakukan kebaikan, berkumpul dengan keluarga, dan memperbaiki kesalahan-kesalahannya di masa lalu.

Kid Mai Death Cafe 2
Kid Mai Death Cafe, Bangkok, Thailand

Rojanprapa juga meminta para tamu Kid Mai Death Cafe untuk menuliskan di secarik kertas soal pengalaman kesadaran terhadap kematian masing-masing.

Para tamu juga diminta memberikan desain upacara kematiannya, dari memilih peti mati sampai album foto.

Kid Mai Death Cafe bahkan bersedia menggelar upacara kematian para tamu jika para tamu meninggal dunia.

Aura kematian tidak hanya terasa lewat kehadiran sebuah peti mati.

Di kafe juga tersedia tengkorak manusia.

Tidak perlu khawatir, tengkorak manusia ini terbuat dari resin.

Kerangka manusia ini berusaha menyampaikan pesan kepada para tamu mereka akan menjadi kerangka setelah meninggal dunia.

Kid Mai Death Cafe 3
Kid Mai Death Cafe, Bangkok, Thailand

Angie termasuk pengunjung Kid Mai Death Caffe yang memanfaatkan kesempatan berfoto dengan kerangka manusia itu.

Perempuan 20 tahun itu enggan coba masuk ke peti mati.

"Tidak, karena ibu saya tidak menyukainya. Dia pasti marah jika saya masuk ke peti mati," kata mahasiswi itu.

"Saya takut. Saya tidak ingin masuk ke peti karena saya belum mau mati sekarang," imbuh Angie. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas