Buka-bukaan, Ajik Cok Ungkap Asal Produsen Krisna Oleh-Oleh Bali, Daerah Ini Mendominasi
Krisna Oleh-oleh Bali seakan menjadi pelengkap wajib jika Anda berlibur di Bali untuk berbelanja oleh-oleh yang biasa dibagikan saat pulang ke rumah.
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Anda wisatawan Indonesia yang datang dari daerah mana saja, tentu mengenal pusat Krisna Oleh-Oleh Bali.
Krisna Oleh-Oleh Bali seakan menjadi pelengkap wajib jika Anda berlibur di Bali untuk berbelanja oleh-oleh yang biasa dibagikan saat pulang ke rumah masing-masing.
Sang perintis usaha Krisna Oleh-Oleh Bali, I Gusti Ngurah Anom atau akrab disapa Ajik Cok mengungkap jika semua barang yang ada tempatnya mayoritas diproduksi di Bali.
Sehingga keaslian Krisna Oleh-Oleh Bali bisa terjaga, lantaran dibuat langsung oleh tangan-tangan kreatif warga Bali.
Baca: Selain Lumpia, Berikut 9 Oleh-oleh Khas Semarang yang Wajib Dibawa Pulang
Baca: Dari Peyek Teri Hingga Micin, Inilah Oleh-oleh Gracia Indri untuk Gisela Cindy di Kanada
Pengusaha asal Buleleng ini menuturkan, jika dilihat dari persentase perajin yang telah mensupplay produknya ke Krisna Oleh-Oleh Bali 50 persennya berasal dari Gianyar dan 10 persennya produk campuran.
Sementara 30 persennya produk dari masyarakat warga China yang tinggal di Bali, dan sisanya produk dari luar Bali.
Di antara produk-produk itu yang paling diminati konsumen yakni baju dan camilan.
"Prosuk yang paling dominan di Krisna adalah baju kaus, kedua camilan. Contoh pie susu (dan) kacang sudah pasti itu," jelas Ajik Cok saat ditemui Tribun-Bali.com di sela-sela acara Dialog Publik 'Bali Darurat Sampah Plastik, Apa Solusinya?' di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Kamis (28/2/2019).
Baca: 7 Keripik Kentang Asli Singapura dengan Varian Rasa Unik Ini Cocok Dibawa Pulang untuk Oleh-oleh
Baca: Camilan Gurih Khas Jepang Ini Cocok untuk Oleh-Oleh: Mi Instan hingga Keripik Kentang Paling Disukai
Ajik Cok pun sependapat dengan Gubernur Bali, I Wayan Koster terkait Peraturan Gubernur (Pergub) Bali No. 99 tahun 2018 tentang Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali.
Dengan dikeluarkannnya Pergub tersebut, Pemprov Bali kini mewajibkan produk pertanian, perikanan dan industri lokal Bali untuk masuk ke hotel, restauran, swalayan dan katering.
Ia mengaku setuju dengan langkah yang diambil oleh Gubernur Koster tersebut karena sesuai dengan visi yang selama ini diambil oleh Krisna Oleh Oleh Bali.
“Saya setuju sekali dengan Bapak Gubernur. Krisna memang program dari dulu seperti itu (memanfaatkan produk lokal Bali). Bahkan Krisna sendiri semua perajin itu produk lokal. Boleh dibilang produk UKM lokal, yang jelas 60 persen produk dari Bali 40 persen produk dari luar,” jelasnya.