Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lapisan Es di Gunung Everest Mencair, Mayat Pendaki yang Tewas di Jalur Pendakian Mulai Terlihat

Diwartakan BBC News, hampir 300 pendaki tewas di puncak gunung sejak pendakian pertama di Gunung Everest

Editor: Arif Setyabudi Santoso
zoom-in Lapisan Es di Gunung Everest Mencair, Mayat Pendaki yang Tewas di Jalur Pendakian Mulai Terlihat
TRIBUNNEWS.COM/IST/HO
Penerjun payung Wanita Indonesia, Naila Novaranti yang juga pelatih terjun payung Kopassus, dalam memperingati Hari Ulang tahunya, pada 16 November 2018 kemarin melakukan terjun payung di atas Mount Everest di Nepal yang menjulang hingga ketinggian 8.848 meter. TRIBUNNEWS.COM/IST 

(TribunTravel.com/Sinta Agustina)

TRIBUNNEWS.COM - Operator ekspedisi prihatin dengan sejumlah tubuh pendaki yang terlihat di Gunung Everest saat gletsernya mencair.

Diwartakan BBC News, hampir 300 pendaki tewas di puncak gunung sejak pendakian pertama di Gunung Everest.

Diperkirakan, sekitar 200 pendaki masih terkubur di salju dan es.

"Karena pemanasan global, lapisan es dan gletser meleleh dengan cepat dan mayat-mayat yang terkubur selama bertahun-tahun kini menjadi terlihat," Ang Tshering Sherpa, mantan presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal.

"Kami telah membawa turun beberapa tubuh pendaki yang tewas, namun yang telah lama terkubur kini nampak," lanjut Ang Tshering Sherpa.

Sementara itu, seorang pejabat pemerintah yang bekerja sebagai petugas penghubung di Everest menambahkan: "Saya sendiri telah mengambil sekitar 10 mayat dalam beberapa tahun terakhir dari berbagai lokasi di Everest dan jelas semakin banyak dari mereka yang muncul sekarang."

BERITA REKOMENDASI

Pejabat Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal atau Expedition Operators Association of Nepal (EOAN), mengatakan hal ini merupakan tugas bersama.

"Masalah ini perlu diprioritaskan oleh pemerintah dan industri pendakian gunung," kata Dambar Parajuli, presiden EOAN.

"Jika mereka dapat melakukannya di Everest sisi Tibet, kita dapat melakukannya di sini (Nepal) juga," tambahnya.

HALAMAN SELANJUTNYA >>>>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas