Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menjaga Eksistensi Reog Ponorogo

Pertunjukan Reog dari sanggar seni Suro Sentono hadir di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu, (6/10/2019).

Editor: Willem Jonata
zoom-in Menjaga Eksistensi Reog Ponorogo
Tribunnews.com/Mafani Fidesya Hutauruk
Pertunjukan Reog di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu, (6/10/2019). 
Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertunjukan Reog Ponorogo dari sanggar seni Suro Sentono hadir di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu, (6/10/2019).
Pelatih Suro Sentono, Sunardi berharap lewat pertunjukan ini masyarakat lebih mencintai budaya-budaya Indonesia, khususnya Reog Ponorogo.
Sunardi tak ingin kejadian di tahun yang lewat, budaya Indonesia diklaim oleh negara tetangga. 
Ia bercerita tentang penari prajurit berkuda (Jathilan) yang ditampilkan oleh tujuh orang anak perempuan dari suku-suku berbeda.
"Penarinya kalau di Jakarta enggak hanya orang Jawa, tapi ada dari suku lain, misalnya Batak, Betawi, Padang. Justru hal itu membuat mereka bisa lebih bertoleransi," ucapnya.
Ia merasa senang melihat animo masyarakat yang tinggi dan masih tertarik menonton pertunjukan Reog.
Sebab, kesenian asal Jawa Timur ini berhasil menarik animo ratusan pengunjung TMII untuk menonton mereka. 
Penonton yang hadir banyak yang membawa anak-anak mereka untuk menonton kesenian ini.
Hal tersebut dapat menjadi pengenalan kepada anak-anak tentang budaya Reog yang masih menarik di mata masyarakat.
Walaupun saat pertunjukan matahari terik, pengunjung tetap setia menonton di lapangan Tugu Api Pancasila tempat Reog beraksi.
Sesekali para pemain duduk di pinggir lingkaran dengan menyatukan telapak kaki mereka guna mendinginkannya.
"Tadi kan kakinya pemain sempat kepanasan karena tidak pakai alas kaki dan matahari terik. Namun itu yang membuat penonton spontan memberikan perhatian kepada pemain Reog," ucap Sunardi.
Para penonton merasa terhibur dan mengapresiasi penampilan kesenian Reog tersebut. Mereka memberikan sedikit uang di tengah lingkaran besar yang mengelilingi pertunjukan Reog.
Sebagian dari penonton turut merekam pertunjukan Reog Suro Sentono yang dimulai pukul 14.00 WIB tersebut.
Sunardi bercerita tak mudah untuk bisa tampil, mereka sudah lama berlatih. Bahkan, untuk orang yang memakai topeng besar bernama Barongan atau Dadak Merak.
"Barongan itu beratnya 40 kilogram, harus yang sudah terlatih pastinya untuk bisa memakainya sambil menari-nari," ucap Sunardi.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas