Hostel di Kota Jogja Ini Beri Nuansa Tempo Dulu dan Hadirkan Suasana Alam
Hostel ini memadukan beberapa desain menjadi satu kesatuan sehingga terlihat harmonis mulai dari gaya etnik, seni gambar, lawas hingga natural.
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Memiliki basic sebagai developer properti, Arief Budiyanto mengembangkan sayap bisnis.
Tidak jauh-jauh dari properti, ia bersama Dimas Laksamana membangun hostel di pusat kota Jogjakarta, tepatnya Jalan Prawirotaman 2 No 39, Brotokusman, Yogyakarta.
"Kami ingin menangkap potensi pariwisata di Yogyakarta. Kami lihat lokasi yang kami punya bagus untuk dibangun hostel," kata Arif kepada Tribunnews akhir pekan lalu.
Dikatakannya, daerah Prawirotaman daerah yang disukai turis asing maupun turis milenial karena banyak kafe hits.
Lokasi hostel bernama Alexiz dekat dengan Alun-Alun Selatan dan Pusat Kota Yogyakarta (Malioboro).
"Apalagi lokasi hostel kami juga dekat dengan coffe shop yang dipakai syuting film AADC 2 yang hits tempo lalu,” ujar Arief Budiyanto atau kerap dipanggil Arbud.
Baca: Fakta Kasus Begal Payudara di Yogyakarta : Kronologi Penangkapan Hingga Pelaku Mengaku Cuma Iseng
Tidak sekadar menawarkan penginapan dengan harga yang terjangkau, hostel ini juga menawarkan desain unik nan eklektik.
Mereka memadukan beberapa desain menjadi satu kesatuan sehingga terlihat harmonis mulai dari gaya etnik, seni gambar, lawas hingga natural.
Dari teras rumah, kita akan disambut oleh furnitur bergaya lawas pada meja dan kursinya. Yang unik, jendela antik dibuat menjadi partisi dapur.
Tak hanya kesan tempo dulu, suasana alam juga terasa dari partisi dinding yang terbuat dari material bambu.
Dimas Laksmana, salah satu pemilik hostel ini mengaku mencari barang-barang antik ini sendiri.
Baca: Pelarian Pemuda Berotak Mesum Berakhir, Terancam Hukuman Penjara 32 Bulan
“Untuk furnitur seperti meja dan kursi lawas kami cari di daerah Bantul. Di sana ada tempat yang khusus menjual barang-barang seperti ini,” ujar Dimas.
Tak hanya area teras, area kamar mandi juga menjadi point of interest.
Kamar mandi yang terbuat dari batu bata ekspos, material bambu dan juga ubin tegel yang otentik membuat sensasi mandi menjadi berbeda.
“Kami ingin orang mendapat experience berbeda ketika mandi di hostel kami,” ujar Arbud.
Tak berhenti sampai di situ, gaya eklektik juga terlihat hingga area kamar tidur.
Mulai dari ceiling yang terbuat dari anyaman bambu, lukisan bertema etnik hingga tempat tidur tingkat yang unik.
Hostel Alexiz sendiri memiliki 4 kamar tidur dengan total 16 tempat tidur.
Baca: Kumpulan Foto Palembang Tempo Dulu, Kota Tertua Pantas Disebut Mirip Eropa, Generasi 70 Paling Paham
Setiap kamar terdiri dari 2 tempat tidur tingkat sehingga total ada 4 tempat tidur pada setiap unit.
Karena memang sasarannya untuk backpacker, tarif satu tempat tidur ditawarkan mulai dari Rp 70 ribu per hari.
“Dengan harga itu, kami sudah menyediakan fasilitas wifi, water heater, dapur terpisah hingga AC di setiap kamar,” pungkas Dimas.