Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Diminta Hentikan Promosi 5 Destinasi Wisata Super Prioritas Sebelum Penuhi Hal Ini

Astindo meminta pemerintah tak mempromosikan 5 destinasi super prioritas dahulu sebelum memenuhi infrastruktur dan akses

Editor: Sanusi
zoom-in Pemerintah Diminta Hentikan Promosi 5 Destinasi Wisata Super Prioritas Sebelum Penuhi Hal Ini
Lita Febri
Direktur Regional Wilayah Operator APAC Travelport Gary Harford, Presiden Direktur Galileo lndonesia Raymond Setokusumo dan Elly Hutabarat Ketua Astindo saat pemaparan Global Digital Traveler Survey (GDTR) 2019 di Hotel Hermitage, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Travel Agent lndonesia (Astindo) meminta pemerintah tak mempromosikan 5 destinasi super prioritas dahulu sebelum memenuhi infrastruktur dan akses di tempat wisata tersebut.

"Tadinya kan 10 sekarang jadi 5 ya. Sudah bagus, kita itu mesti konsentrasi, pertama membangun akses," tutur Elly di Hotel Hermitage, Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2020).

Akses yang dimaksud ialah akses infrastuktur penerbangan, jalan, akses kesehatan dan banyak lainnya.

Baca: Khawatir Virus Corona, Christian Sugiono Galau Berangkat ke Thailand

Baca: Di Thailand, Warga yang Terinfeksi Virus Corona Bertambah Jadi 14 Orang, di Singapura 7 Orang

"Harus dipersiapkan secara infrastruktur baru kita mulai promosi kita itu jangan promosi dulu deh sebelum hal-hal ini sudah dilakukan. Contoh aja Thailand, dia buka penerbangan dari Melbourne langsung ke Thailand jadi saya pikir yang harus kita lakukan pertama kali adalah akses," terang Elly.

Usai membenahi akses dan infrastruktur, fokus selanjutnya ialah membuat iklan yang menarik.

"Kemudian iklannya itu harus betul-betul ditujukan pada milenial, pokoknya harus very smart iklan," imbuhnya.

Tak ketinggalan, Elly juga menyarankan agar Indonesia harus mulai menerapkan standar internasional dalam beberapa hal di kawasan wisata.

BERITA REKOMENDASI

"Saya banyak terima keluhan dari wisatawan di Labuan Bajo itu satu kapalnya tidak bersih, kedua toiletnya tidak bersih, hal-hal seperti itu harus diperhatikan. Kebersihan itu harus dilakukan karena bersihnya kita itu belum tentu standar bersihnya orang internasional. International standard itu kita juga perlu pelajari," ungkap Ketua Astindo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas