Cara Putra Putri Raja Lestarikan Budaya Mangkunegaran Lewat Musik Jazz
Dokumenter Putra Putri raja Pura Mangkunegara saat mengadakan Mangkunegaran Jazz Festival, mengemas budaya dengan cara mendekat ke generasi milenial.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Indonesia kental akan tradisi dan budaya warisan nenek moyang.
Kita sebagai warga negara dengan memegang teguh Pancasila, sudah sewajarnya untuk menjaga serta melestarikan budaya, agar generasi mendatang bisa menikmati apa yang telah diperjuangkan nenek moyang mereka.
Terlebih para generasi milenial saat ini, mereka disuguhkan dengan kemajuan serta perkembangan teknologi, dimana hal itu bisa menjadi momok terhadap kesadaran kita akan budaya. Atau justru sebaliknya, memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai alat lestarikan budaya.
Satu di antara banyak upaya melestarikan budaya dengan menggandeng generasi milenial, mendekatkan mereka kepada pusat budaya.
Seperti yang dilakukan oleh putra putri Kanjeng Gusti Pengeran Adipati Arya Magkunegara IX dengan mengadakan festival musik jazz di area Pura Mangkunegaran, Surakarta.
Putri KPGAA Mangkunegoro IX, GRAj. Ancillasura Marina Sudjiwo atau yang biasa disapa Sura, dan putranya, GPH. Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang kerap disapa Bhre, menggelar festival musik jazz dengan tujuan menarik minat masyarakat untuk mengenal Mangkunegaran lebih dalam.
Karena menurut Sura, musik jazz bisa diterima oleh semua kalangan.
"Jazz bisa diterima semua kalangan," kata putri KPGAA Mangkunegoro IX yang kerap disapa Sura.
"Dekat dengan budaya itu, betul-betul dekat tanpa batas, bisa bebas kita menyelami budaya tanpa batas, kita melek, kita berada di sumber kebudayaan," lanjutnya.
Sementara bagi Bhre, "musik jazz itu santai dan slow, suasana yang cocok untuk Pura Mangkunegaran."
Lanjut Bhre, Pura Mangkunegara memiliki lahan yang luas, yang awalnya memiliki lahan beralaskan rumput di halamannya, kini telah tertata rapih dengan sedemikan rupa.
Langkah ini diambil agar masyarakat lebih tertarik untuk datang ke Mangkunegaran.
Berangkat dari hal inilah, Bhre berfikir bagaimana cara terbaik mengumpulkan banyak orang ke Mangkunegaraan.
"Ya dengan kita mengadakan event," ucap Bhre.
Bagi Gusti Kanjeng Putri Mangunegara IX, dengan adanya acara pertunjukan musik ini, awalnya orang akan datang, lalu akhirnya tertarik untuk mempelajari sejarah.
"Penonton datang dengan melihat pertunjukan (musik jazz), tetapi mereka juga tahu, Mangkunegaran. Akhirnya nanti akan tertarik juga untuk pengetahuan sejarah," ucap Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.
Mangkunegaran Festival Jazz telah dilaksanakan pada 11 April 2019 lalu.
Sastra yaang berperan projek officer sekaligus konseptor acara Mangkunegaran Jazz Festival menjelaskan, tema Mangkunegaran Jazz Festival adalah 'Serat Waragasa', singkatan dari tulisan, jiwa, raga dan rasa. Upaya yang kita angkat adalah mengusung budaya secara milenial.
"Cara lain untuk mempromosikan budaya, bahwa sebenernya budaya itu tidak kuno, sesuatu yang harus kita gali karena budaya adalah jati diri," kata Sastra yang merupakan orang dekat dari Bhre dan Sura.
Dalam acara Mangkunegaran Jazz Festival 2019, tidak hanya artis lokal, seperti D'Masiv, Eva Celia, dan Ardito Pramono yang akan menjadi bintang tamu, melainkan juga menghadirkan artis internasional, penyanyi sekaligus gitaris asal Inggris, Lianne La Havas.
Menariknya, acara Mangkunegaran Jazz Festival akan dipandu oleh host dengan ciri khas Jawa menyinden.
Kenapa sinden? Karena menyesuaikan dengan dengan konsep acara akulturasi budaya, menurut Bhre.
Tertarik untuk menyaksikan bagaimana persiapaan Mangkunegaran Jazz Festival 2019? serta bagaimana tanggapan para bintang tamu soal Pura Mangkunegara dan Solo?
Tayangan ini bisa disaksikan di serial Mola TV Tradisi & Kini, melalui aplikasi ataupun website, dengan berlangganan paket Corona Care Mola TV.
Dengan berlagganan paket ini, kita berkotribusi membantu pemerintah memerangi covid-19 di Indonesia karena jumlah yang terkumpul nantinya akan dilipatgandakan Mola TV sebagai bentuk donasi.
Paket donasi yang ditawarkan beragam, mulai dari Rp 0 hingga Rp 5 juta. Mola TV bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam hal ini.
(Tribunnews.com/Sina)