Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kolaborasi Noka dan Alko Berdayakan Petani Kopi Kerinci

ALKO adalah aplikasi Kopi Traceability dengan mengadopsi teknologi blockchain yang dikembangkan perusahaan teknologi asal Jepang, Emurgo

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kolaborasi Noka dan Alko Berdayakan Petani Kopi Kerinci
IST
Mbak Erna, petani Alko asal Kayu Aro, Kerinci yang berkolaborasi dengan @noka.coffee. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Jaringan kedai kopi Noka Coffe membangun kolaborasi dengan Koperasi Petani Alam Korintji (ALKO) untuk memberdayakan petani kopi di Kerinci, Sumatera Barat.

Kolaborasi usaha ini melibatkan sekitar 625 petani kopi di bawah naungan ALKO dengan total luasan lahan tanaman kopi mencapai 430 ha tersebar di 24 desa.

Kolaborasi ini menjadi titik tolak untuk memberdayakan petani dan mengangkat cerita di hulu produksi kopi, khususnya bagi generasi milenial yang menjadi mayoritas konsumen Noka Coffee.

Salah satu nilai lebih ALKO adalah aplikasi Kopi Traceability dengan mengadopsi teknologi blockchain yang dikembangkan perusahaan teknologi asal Jepang, Emurgo.

Teknologi ini memungkinkan customer mengetahui proses kopi dari petik, roasting, hingga penyajian.

Petani tradisional dengan segala keterbatasannya pada akses teknologi sangat terdampak kondisi pandemi Covid-19. Misalnya, hasil panen hanya mereka taruh di dalam karung, menunggu pengepul datang membeli dengan harga yang kadang tidak mereka ketahui kebenarannya.

Baca juga: Jateng on The Spot: Menikmati Keindahan Dieng hingga Menyesap Kopi Khas Posong

Berita Rekomendasi

Dengan edukasi yang konsisten oleh ALKO, sebagain besar petani kopi Kerinci dapat mengetahui fluktuasi harga kopi dunia secara real time, setiap hari. Noka melihat dedikasi ALKO di sektor agribisnis ini sebagai aset utama untuk sebuah kolaborasi jangka panjang.

 Rendrian Maharsya, Cofounder sekaligus Chief Marketing Officer Noka Coffee mengatakan, dalam kondisi pandemi yang sudah berlangsung enam bulan lebih, pendapatan para petani kopi jelas menurun.

Tren penurunan ini seiring berkurangnya demand, baik dari pasar domestik maupun global. Banyak dari mereka yang berpindah menjadi petani musiman, belum lagi pengepul yang membeli biji kopi dengan harga rendah.

"Cara ALKO dalam mengedukasi petani dan mencoba memberi peningkat kesejahteraan mereka membuat kami bersemangat memulai project ini,” ujar Rendrian Maharsya.

Suryono Bagastani, CEO ALKO yang juga merangkap petani dan prosesor menyatakan kolaborasi ini sejalan dengan misi Koperasi dalam mengangkat derajat petani kopi dan menarik minat generasi muda Kerinci dan sekitar utuk membangun daerahnya melalui sektor agri bisnis.

“Kami mengapresiasi Noka yang mengangkat cerita petani dalam setiap produk mereka, dan ini baru permulaan," ungkap Suryono.

Setelah Padang, pihaknya juga akan mengerjakan Noka Coffee Jambi yang akan menjadi project CSR, karena melibatkan mahasiswa berprestasi Universitas Jambi (UNJA).

Baca juga: Para Wanita Sering Terlena Menyeruput Secangkir Kopi Setiap Hari, Katanya Bikin Payudara Mengecil?

"Selain menjadi karyawan, mereka juga pemegang saham outlet Jambi,” ujar Suryono.

Dalam kesempatan ini Noka juga meluncurkan produk kopi susu terbaru mereka, Kopi Susu “Specialty Arabica Natural” Mbak Erna.

Mbak Erna adalah seorang petani binaan ALKO dari desa Giri Mulyo Kayu Aro, yang telah mengekspor biji kopi Specialty miliknya ke berbagai negara, seperti Jepang, Norwegia, dan New Zealand.

Kedai kopi Noka Coffee baru meluncurkan outlet keduanya di Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu 9 Oktober 2020 lalu.

Kedai kopi ini mengedepankan produk olahan kopi Specialty-grade dari petani lokal, dilengkapi makanan fusion Western dan tradisional Sumbar untuk menambah kehangatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas