Pengamat Pariwisata: Hotel dengan Protokol Kesehatan Ketat yang Paling Dicari Wisatawan
Wisatawan sekarang cari hotel yang protokol kesehatannya paling ketat. Dia akan cari tahu kamarnya disterilisasi tidak, termasuk tombol lift touchless
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Industri Pariwisata Muslim Jayadi menyampaikan protokol kesehatan menjadi barang wajib untuk meningkatkan okupansi kamar hotel.
Menurutnya, wisatawan saat ini lebih selektif dalam memilih hotel yang akan menjadi destinasi tujuan.
“Wisatawan sekarang cari hotel yang protokol kesehatannya paling ketat.
Dia akan cari tahu kamarnya disterilisasi tidak, termasuk tombol lift yg sudah touchless,” ucap Muslim saat webinar Outlook Industri Pariwisata dalam UU Ciptaker, Kamis (19/11/2020) malam.
Dalam catatannya, kelompok wisatawan kaya memilih menahan untuk tidak menginap selama masa pandemi Covid-19.
Namun sebaliknya kelompok wisatawan menengah justru lebih berani mengeluarkan uangnya untuk memesan kamar hotel.
Baca juga: Crown Group Kenalkan Hotel Apartemen dengan Layanan Mewah Ketiga di Australia
“Orang kaya masih belum berani keluar untuk menginap. Itulah mengapa hotel bintang empat atau bintang lima terpaksa melakukan PHK karyawannnya. Sedangkan hotel bintang dua justru tidak,” tuturnya.
Muslim memandang di sini pentingnya sosialisasi protokol kesehatan pariwisata atau sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment).
Dia menekankan sektor pariwisata khususnya di perhotelan masih kurang melakukan edukasi apa itu CHSE sehingga banyak dari kelompok orang kaya tidak berani membelanjakan uangnya.
Baca juga: Kunjungan Wisatawan Diprediksi Naik Jelang Akhir Tahun, Hotel di Bali Mulai Banyak Dipesan
“Masyarkat ini banyak yang tidak mengenal CHSE.
Terkhususnya lagi orang luar yang tahu sama sekali apa itu CHSE. Jadi untuk pelaku pariwisata memang PR-nya sangat banyak sekali,” imbuh Muslim.
Sebagaimana diketahui selain melakukan penanganan terhadap pasien positif covid-19 baik dengan gejala atau tanpa gejala, Pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M yakni memakai masker, rajin mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak.
Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia.
Oleh karena itu, pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).