Chickocang, Ayam Panggang Tanpa Tulang Isi Nasi, Kemasannya Antimainstream
Ternama Chickocang, makanan ini berhasil menjadi pusat perhatian di meja makan. Ia ayam tanpa tulang yang dimarinasi seharian.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ternama Chickocang, makanan ini berhasil menjadi pusat perhatian di meja makan.
Ayam panggang utuh tanpa tulang yang dimarinasi seharian, lembut dengan bumbu yang meresap sempurna di setiap gigitannya.
Di dalam ayam, jika Anda memotongnya,akan terlihat nasiyang gurih, lalu di dalam nasi ada kejutan lain: telur asin!
Anda bisa menikmati bersama sama dengan keluarga atau teman, di setiap peristiwa yang tak terlupakan.
Baca juga: Jarang Diketahui, Ini Perbedaan Ramen dan Ramyun
Baca juga: Jadi Food Blogger, Kokokuliner Beruntung Tak Punya Alergi Makanan
Bahkan cocok juga dibawa untuk oleh oleh bagi orang daerah yang berkunjung dari Jakarta.
Dengan pengemasannya yang menarik, mewah dan bernuansa tradisi Indonesia, Chickocang hanya perlu dipanaskan di oven sekitar 20 menit atau kukusan sekitar 40 menit, sajian ayam lengkap dengan nasi, telur asin, dengan tambahan sambal, potongan timun, kecap, dan jeruk limau ini siap menggoyang lidah.
Ruth Gabriel, usia 22 tahun adalah penemu ayam Chickocang sekaligus sebagai pemilik usaha ini.
Anak Jakarta yang menempuh jurusan Culinary Art di Singapura, terinspirasi untuk membuat sesuatu yang lebih update yang dapat dikonsumsi semua orang sesuai dengan ketertarikannya pada Asian Cuisine, yang penuh dengan rempah dan jenis bumbu yang sangat beragam.
“Saya ingin membuat sesuatu yang antimainstream, yang belum ada di pasaran,yang menggambarkan diri saya juga namun dalam bentuk masakan. Nah, Chickocang ini awalnya terinspirasi dari ayam kodok, tapi saya mau lebih uptodate, sesuatu yang special yang bisa menjadi center point of the table,” kata Ruth.
Maka lahirlah temuan baru ayam Chickocang tanpa tulang ini, sebab dengan tulang yang masih melekat tidak menjadikan ayam mudah untuk dikonsumsi, sehingga Ruth memutuskan untuk belajar melepaskan tulang padaayam tersebut tanpa merusak bagian luarnya, sehingga dapat di isi sesuatu danmemiliki bentuk yang masih bagus seperti ayam panggang pada umumnya.
Kemudian dilanjutkan dengan ide mengisi ayam tersebut dengan nasi dan telur asin, Kenapa nasi dan telur asin?
Menurutnya karena nasi merupakan makanan pokok orang-orang di Asia, dan telur asin menjadi pelengkap yang menarik dandinikmati oleh banyak orang, dan merupakan penambah unsur rasa yang sangatbaik untuk menambah citarasa dalam hidangan ini.
Menurut Ruth, bisnis ayam Chickocang baru dirintisnya beberapa bulan belakangan, dan dapat dipesan melalui Instagram Chickocang.