Berkaca Adanya Pandemi Covid-19, akan Muncul Model Baru Bisnis Kuliner Tahun Depan
UMKM makanan dan minuman harus bisa membuat produk yang aman, enak, sehat dan mudah disajikan oleh ibu rumah tangga gegara pandemi
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Co-Founder Ultra, Bonnie Susilo mengatakan, ada tren bisnis makanan yang diprediksi akan terjadi di tahun 2022 atau tahun depan.
Tren ini berkaca dari apa yang terjadi saat ini, yaitu pandemi COVID-19 hingga berbagai tantangan yang akan dihadapi ke depannya.
"Bisnis model perlu diubah, seperti food service pempek yang biasanya bukanya di warungan, karena pandemi, dijual frozen melalui jaringan.
Model business-nya udah change, atau yang kita namakan dari food service jadi ready to eat misalnya," ujarnya di sela-sela program exclusive class yang diikut sejumlah UMKM terpilih yang diselenggarakan KraftHeinz Indonesia secara daring belum lama ini.
Ia menyebut memang sepenuhnya berubah, tapi mungkin jadi penambahan produk baru.
Baca juga: Inilah Waktu yang Tepat Berikan Frozen Food untuk Anak-anak
"Di rasa dine (makan malam) konsumennya masih ada, yah jangan ditinggalkan, tapi ada new business model.
Ini salah satu changes yang harus dilakukan," imbuhnya.
Tren kedua adalah meningkatnya masak dari rumah, terutama pada segmen ibu rumah tangga.
Menurutnya, UMKM makanan dan minuman harus bisa membuat produk yang aman, enak, sehat dan mudah disajikan oleh ibu rumah tangga yang semakin ke sini gegara pandemi semakin senang masak-masak.
Head of Food Service KraftHeinz Indonesia, Joanna Sudharta mengatakan, melalui KraftHeinz Food Service pihaknya menawarkan beragam kolaborasi dengan foodpreneurs, mulai dari kolaborasi menu hingga menyediakan wadah berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Baca juga: Sandiaga Sebut Kuliner, Fesyen, dan Kriya Bisa Jadi Andalan Buka Lapangan Kerja di Sektor Parekraf
"Kami menawarkan kolaborasi kepada para pelaku usaha makanan dan minuman dalam bentuk yang beragam, mulai dari kolaborasi menu sampai menyediakan wadah untuk berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan,” ujarnya dalam pembukaan pelatihan.
Pemilik MaxHealthyKitchen, Sumiaty yang menjadi peserta UMKM dalam pelatihan tersebut mendapat banyak sekali ilmu yang berharga dan penting untuk mulai mengembangkan MaxHealthyKitchen menjadi lebih besar.
"Semua materi sangat penting untuk saya jadi berusaha untuk mengingat semua, file materi yang dikirim sampai dibaca berulang-ulang. Tapi yang paling bermakna adalah orientasi bisnis harus memikirkan planet, people, baru profit," imbuhnya.
Pemilik brand minuman Seger asal Medan, Indra Hermawan mengaku salah satu materi yang paling disuka dari pelatihan eksklusif tersebut ialah tentang one page marketing (OPM).
Ilmu yang baru didapat akan digunakan untuk pengembangan bisnis Seger yang kini sudah memiliki 9 outlet di Medan.
Baca juga: Karim Benzema, Pemain Tersukses Prancis yang Tak Pernah Raih Gelar Individu, Waktunya Ballon dOr?
"Saya suka yang one page marketing. Jadi opm itu gimana kita ngesimplifikasi rencana marketing kita, itu karena kemarin PR, karena kalau model bisnis kanvas itu kan sebenarnya kalau dicari di Google itu banyak," ujarnya.
"Nah kalau one page marketing nih jarang, terus pas training (saya dapat) keren juga.
Pas saya ulik lagi di internet, jarang, terus literatur nggak banyak. Ketika presentasi ternyata diskusi sama Pak Bonny, pengaplikasiannya sudah benar, gampang dimengerti lah," imbuhnya.
Dalam penutupan acara dan pengumuman pemenang yang dilakukan secara virtual, Joanna pun mengapresiasi 10 UMKM kuliner tersebut karena telah meluangkan waktunya untuk mengikuti pelatihan dengan KraftHeinz yang bekerja sama dengan Ultra Indonesia.
Ketiga UMKM Kuliner yang menang tersebut adalah juara pertama diraih Traviata Prakarti dari Mentai Ramai, juara kedua diraih Hilda Marhandy dari Mie Semeru, dan juara ketiga diraih Indra Hermawan dari Seger.