Indonesia Ecofest 2021 Suguhkan Ekowisata Gaya Wisata Baru Pascapandemi
Ekowisata dorong tanggung jawab wisatawan untuk memelihara keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan ekologis, sosial budaya dan ekonomi masyarakat.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak di Indonesia selama pandemi covid-19.
Data BPS (2021) menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah wisatawan yang cukup signifikan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2020 sebesar 4,02 juta kunjungan, turun sebesar 75,03 persen.
Sementara menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, jumlah wisatawan lokal menurun sebesar 61 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meski sempat terguncang, kabar baiknya sejumlah pihak memprediksi bahwa perlahan tapi pasti sektor pariwisata akan bergairah kembali. Terlebih setelah pemerintah gencar melakukan program vaksinasi nasional.
Baca juga: Pelaku Industri Pariwisata Sebut Harga Tes PCR Rp 300 Ribu Masuk Akal
Baca juga: Demi Pemulihan Ekonomi, Presiden Joko Widodo Serukan Koridor Wisata di ASEAN
Diperkirakan, pariwisata Indonesia akan kembali membaik pada semester II tahun 2021 ini.
Hanya saja, pelaku di sektor wisata harus siap dengan adaptasi kebiasaan baru, karena masyarakat lebih mempertimbangkan aspek healthy first dibanding safety first.
Aspek inilah yang menguatkan konsep ekowisata digadang-gadang menjadi tren, solusi dan andalan kebangkitan pariwisata nasional.
Baca juga: Raden Isnanta: Olahraga Tradisional Erat Kaitannya Dengan Budaya Dan Pariwisata
Ekowisata menyuguhkan lebih dari sekedar menikmati keindahan alam terbuka dalam jumlah wisatawan terbatas, tetapi juga mendorong tanggung jawab wisatawan untuk memelihara keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan ekologis, sosial budaya dan ekonomi masyarakat lokal.
Bagaimana ekowisata diterapkan pasca pandemi dan prinsip-prinsip ekowisata yang seharusnya diterapkan oleh pelaku bisnis pariwisata dalam beradaptasi dengan kebiasaan baru, menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi Indonesia Ecoutourism Festival (Ecofest) digelar kedua kalinya secara online oleh Kiad Media Kreatif pada tanggal 27 – 28 Oktober 2021.
“Ecofest tetap kita dorong untuk tetap terselenggara secara online karena masih banyak peserta yang berharap event ini bisa terselenggara sebagai sarana mengedukasi calon wisatawan dan sarana promosi destinasi ekowisata”, ungkap Direktur Kiad Media Kreatif, Dyan Syah dalam keterangannya, Selasa (26/10/2021).
Mengusung tema “Ekowisata Gaya Baru Wisata Pasca Pandemi”, gelaran Ecofest 2021 bertujuan untuk mensosialiasasikan dan mengedukasi pelaku ekowisata agar lebih mempersiapkan fasilitas dan menerapkan pelayanan yang ramah alam dan melibatkan masyarakat lokal dalam operasionalisasi ekowisata yang lebih memprioritaskan kesehatan (healthy first) di masa pandemi ini.
Dyan mengatakan, animo masyarakat semakin tinggi untuk memilih ber-ekowisata ke alam sebagai tempat yang nyaman, tidak ramai seperti wisata umum/buatan dan menyatu dengan alam dan budaya lokal serta peduli terhadap konservasi alam sehingga menurutnya diperlukan informasi – informasi seputar destinasi ekowisata lebih banyak lagi.
Disamping itu diperlukan pembekalan pengetahuan tatacara dan konsep ber-ekowisata yang benar agar tercipta pariwisata berkelanjutan.
Sebagai inisiator sekaligus penyelenggara Indonesia Ecofest 2021, Kiad Media Kreatif berharap acara yang kedua kalinya digelar ini dapat menjadi ajang kolaborasi diantara semua elemen penggerak ekowisata, termasuk juga dari unsur kementerian terkait, diantaranya Kemenparekraf dan Kementerian Lingkungan Hidup.
Selama dua hari, Ecofest 2021 menyuguhkan rangkaian acara berupa talkshow, pameran online, tour virtual dan travel mart yang mempertemukan seller dan buyer dari dalam dan luar negeri.
“Untuk buyer kami mengundang seluruh stake holder pariwisata di Indonesia seperti anggota asosiasi travel, operator, investor/pengembang bidang pariwisata, lembaga keuangan, beberapa buyer internasional juga kami undang untuk hadir secara online,” ungkap Dyan.
Ajang ini diikuti diantaranya oleh Disbudpar Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Natuna, Humbang Hasundutan, Kota Singkawang, Balai TN Kepulauan Seribu, Gunung Ciremai, dan DTW Ulun Danu Berantan.
Selain itu, wisatawan yang ingin berwisata desa dengan prinisp-prinsip ekowisata, disuguhkan sejumlah desa wisata peraih anugerah 50 desa wisata terbaik pilihan Kemenparekraf yaitu Desa Wisata Gegesik Kulon, Dewa Wisata Alamendah, Desa Wisata Dewi Tinalah dan Desa Wisata NgilnGof.
Direktur Wisata Minat Khusus Alexander Reyaan adanya Indonesia Ecofest 2021 diharapkan menjadi pembuktian bahwa kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif dapat terus berjalan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Ia optimis Ecofest dapat menjadi stimulan bangkitnya pariwisata nasional sebagai salah satu penggerak ekonomi Indonesia.
“Indonesia memiliki potensi ekowisata luar biasa yang sudah seharusnya kita maksimalkan. Dengan dilangsungkannya gelaran ini secara online bisa membantu para wisatawan, baik dalam ataupun luar negeri untuk dapat terhubung dengan berbagai potensi ekowisata di tanah air semudah genggaman dunia digital.
Hal ini sejalan dengan program pemerintah tentang digitalisasi wisata yang terus mendorong agar pengelola objek wisata di berbagai destinasi memanfaatkan teknologi digital untuk memudahkan operasional,” katanya.