Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pebisnis Pariwisata Bali Tetap Akan Promosikan Bali dan Bidik Wisatawan Australia

Promosi dilakukan dengan menyasar negara-negara yang risiko Covid-19 rendah. Salah satu negara yang rencana disasar yakni Australia.

Editor: cecep burdansyah
zoom-in Pebisnis Pariwisata Bali Tetap Akan Promosikan Bali dan Bidik Wisatawan Australia
Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
I Gusti Agung Rai Suryawijaya Ketua PHRI Badung 

TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Mengawali tahun 2022 pemerintah tidak bisa diam dengan pariwisata yang mulai kembali lesu pasca Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Untuk tetap mendatangkan wisatawan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung mengaku tetap akan melakukan promosi pariwisata.

Promosi dilakukan dengan menyasar negara-negara yang risiko Covid-19 rendah. Salah satu negara yang rencana disasar yakni Australia.

"Kami akan hubungi negara-negara yang berisiko rendah untuk diajak kerjasama. Mereka buka, kita juga buka sehingga bisa langsung direct flight," ujar Ketua PHRI Badung, I Gusti Agung Rai Suryawijaya, Senin (10/1).

Pihaknya mengatakan, sejauh ini pangsa pasar Bali adalah negara Australia, sehingga Australia bisa diajak kerjasama.

Selain itu negara yang bisa disasar yakni Korea, dan negara lainnya yang berisiko rendah.

"Padahal yang kita inginkan negara Jepang, tapi jepang belum membuka diri. Namun waktu Desember 2021 lalu ada dari Aneda yang langsung datang ke Bali," ujarnya.

BERITA REKOMENDASI

Dijelaskan, Australia barat pada Februari 2022 akan membuka diri untuk pariwisata. Sehingga pihaknya pun akan berupaya mengusulkan agar bisa kerja sama.

"Semoga bisa direct flight. Kalau bisa dan awal tahun Australia sudah ke Bali, kan bagus ya. Kita sama-sama berupaya," katanya.

Kendati demikian, jika melihat agenda di tahun 2022, kunjungan pasti ada di Bali. Mengingat banyak kegiatan besar yang dilaksanakan di Bali.

"Banyak agenda yang dilaksanakan di Bali tahun 2022. Apalagi G20 yang akan datang. Semoga bisa meningkatkan dunia pariwisata di tengah pandemi Covid-19 ini," harapnya.

Seperti diketahui, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali belum signifikan.


Bahkan saat momen pergantian tahun wisatawan yang datang ke Bali jumlahnya pun mentok di angka 11 ribu per hari melalui jalur udara yakni Bandara Ngurah Rai.

Dari data yang dihimpun, jumlah kunjungan wisatawan pada 28 Desember 2021 tercatat 11.156. Begitu juga pada 29 Desember 2021mencapai 11.825 orang.

Termasuk keesokan harinya 30 Desember mencapai 11.235 dan 31 Desember mencapai 10.004 orang.

Masih Ketat

Sementara itu, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sejak Oktober 2021 dibuka untuk penerbangan internasional, namun belum ada satu pun penerbangan komersial dari luar negeri ke Bali hingga sekarang.

Hal tersebut dimaklumi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengingat munculnya varian Omicron.

"Sampai saat ini untuk penerbangan komersial langsung dari luar negeri ke Bali masih belum tercatat. Hal ini dapat kita maklumi karena kondisi pandemi Covid-19, khususnya varian Omicron yang melanda sejumlah negara," ujar Sandi, di Jakarta dalam kegiatan konferensi pers mingguan, Senin (10/1).

Sandi mengatakan, saat ini pemerintah Indonesia masih memberlakukan peraturan ketat bagi WNA yang masuk.

Sehingga banyak wisatawan mancanegara yang masih melihat kondisi lebih lanjut.

"Namun yang pasti, kami terus berkoordinasi dengan industri di negara pasar dan minat dari mereka untuk datang ke Bali sudah tinggi," kata Sandi.

Minat wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia, terutama Bali juga semakin meningkat.

"Data yang kami olah dari Sprinkl dan Social Analytic sepanjang November 2021 menunjukkan persepsi pasar terhadap pariwisata Indonesia meningkat positif," jelasnya.

Seperti sentiment index dari Jerman yang mencapai 93 persen, China 90 persen, UEA 89 persen, Korea Selatan 77 persen dan lainnya.

Hal ini berkorelasi dengan minat kunjungan wisatawan dari negara-negara pasar ke Indonesia. Penambahan kasus Omricon tersebut hingga Sabtu (8/1).

Secara keseluruhan selama Desember 2021 kasus konfirmasi Omicron 136 orang, sementara pada 2022 hingga 8 Januari 278 orang. Dari 414 orang, 31 orang dengan kasus transmisi lokal.

Sisanya merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Selain itu, kebanyakan dari yang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah menetapkan aturan dan ketentuan tentang Pintu Masuk (entry point), tempat karantina, dan kewajiban RT-PCR bagi WNI Pelaku Perjalanan Luar Negeri.

Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 2 Tahun 2022. Ini sebagai salah satu upaya pemerintah melakukan pengetatan pintu masuk.

Satgas Penanganan Covid-19 menyebutkan, setidaknya terdapat 14 negara yang warganya dilarang masuk Indonesia dalam beberapa waktu ke depan mulai Jumat (7/1).

Pemerintah terus mengimbau masyarakat agar tak ke luar negeri dahulu. Mengingat, Omicron memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dibandingkan varian yang ada.

Selain itu, pemerintah dan Satgas Covid-19 di daerah diimbau menggencarkan upaya 3T (testing, tracing dan treatment) agar dapat menghindari lonjakan kasus Covid-19 di komunitas akibat varian Omicron.

Disinggung apakah varian Omicron berdampak terhadap sektor pariwisata Indonesia? Menparekraf Sandiaga menyampaikan tentu berdampak.

"Kasus Omicron tentunya berdampak pada sektor pariwisata Indonesia. Para wisatawan mancanegara dari sejumlah negara yang terkonfirmasi Omicron dilarang masuk ke Indonesia, tentu sedikit banyak berdampak pada rencana-rencana pemerintah untuk menarik wisatawan masuk ke Indonesia tahun ini," ujar Sandi.

Misalnya, pemerintah akhirnya menunda pelaksanaan jalur perjalanan tervaksinasi atau Vaccinated Travel Lane (VTL) menyusul merebaknya mutasi Covid-19. Sektor pariwisata saat ini sudah mulai bisa bernapas usai kegiatan usahanya terganggu dengan berbagai pengetatan yang dilakuakan selama dua tahun terakhir.

Di tahun 2022 ini, jika memang PPKM masih berada di level 2 dan 1 dengan kondisi pelonggaran pergerakan seperti ini. Tentu, ada harapan besar ke depan untuk terjadinya pertumbuhan dan pemulihan yang cukup baik itu besar. Para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif tentunya berharap paling tidak tahun ini sudah mendekati ke angka di tahun 2019. (gus/zae)

Baca juga: Diguyur Hujan Deras, Beberapa Desa di Bali Diterjang Longsor, Ternak, Tempat Ibadah Terseret

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas