Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inovasi Kuliner Wagyu Melon, Buah Semangka Kini Bisa Diolah Jadi Steak Enak yang Yummy

Tekstur, rasa dan warna pink pada buah semangka mampu meniru tekstur warna yang dimiliki daging merah.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Inovasi Kuliner Wagyu Melon, Buah Semangka Kini Bisa Diolah Jadi Steak Enak yang Yummy
dok.
Wagyu melon, menu makanan sehat plant-based dari buah semangka. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri food and beverages (F&B) kini semakin berkembang dengan dilahirkannya berbagai inovasi teknologi pangan dalam dunia kuliner.

Satu diantara inovasi tersebut adalah penggunaan buah semangka sebagai bahan dasar alternatif dalam membuat menu western seperti steak.

Dikutip dari laman www.tastingtable.com, Sabtu (27/8/2022), saat ini semangka digunakan oleh chef yang berfokus pada menu vegan sebagai salah satu alternatif pengganti daging atau bahan dasar makanan sehat plant-based.

Penggunaana buah ini merupakan inovasi yang tidak terduga, namun sangat jenius karena semangka menyerap rasa secara baik dan saat dimasak, tekstur san rasanya dapat diubah dari berair dan manis menjadi kenyal dan gurih.

Tekstur, rasa dan warna pink pada buah semangka mampu meniru tekstur warna yang dimiliki daging merah.

Apakah tren inovatif ini sudah masuk ke Indonesia ?

BERITA REKOMENDASI

Saat ini di Indonesia, tren semangka yang diubah menjadi menu makanan sehat plant-based telah diperkenalkan brand Jatuhcintah yang dimiliki Health and Beauty Expert sekaligus pemilik brand Jatuhcintah, dr. Abelina Dini Fitria, Dipl. AAAM. MM. MARS.

Rekan bisnis dr. Abelina, William Andersen pun menjelaskan alasan dibalik pemilihan semangka untuk diolah menjadi wagyu melon steak.

Ia mengatakan, awalnya dirinya mencoba mengolah steak dari beberapa jenis buah seperti pepaya hingga apel.

Namun tidak ada yang memiliki tekstur dan tingkat kekenyalan seperti yang dimiliki semangka.

Baca juga: Kenali Manfaat Minyak Biji Semangka untuk Kecantikan, Bisa Atasi Jerawat?

"(Semangka) teksturnya itu jadi chewy, saya udah coba buah lain tapi tekstur akhirnya tidak chewy, pepaya dan apel juga pernah coba. Tapi semangka yang paling chewy," jelas William di Batisserie, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, Jumat (26/8/2022).

Terkait proses pengolahan semangka menjadi daging steak plant-based ini pun agak rumit.

Karena langkah awal dalam menyulap semangka menjadi menu western itu adalah harus melewati proses roasted selama 3 jam.

Awalnya, buah semangka dikupas kemudian diberi garam sekitar 300 gram. Pemberian garam ini untuk mendorong keluarnya air yang terkandung dalam semangka.

Baca juga: Makanan yang Dapat Membantu Mengatasi Kram Otot: Melon, Semangka, hingga Ubi Jalar

Setelah air tersebut keluar, maka proses selanjutnya adalah marinasi, merendam daging semangka yang ditambah bumbu (seasoning) selama 8 jam.

"Aku roasted sekitar 3 jam, semangka dari mentah, dikupas, lalu kasih garam sekitar 200-300 gram. Setelah airnya keluar, semangkanya kita rendam pakai season sekitar 8 jam," kata William.

Setelah proses marinasi selesai, maka daging semangka yang telah berbumbu dan tidak memiliki banyak kandungan air itu pun dipanggang (roasted) dalam oven selama 3 jam.

Nantinya, tekstur daging semangka pun akan menjadi kenyal.

"Paginya di-roasted di oven 185 derajat selama 3 jam. Dia akan berubah jadi kayak daging, Jadi chewy, iya jadi kayak yuppy," papar William.

Menurutnya, keunikan rasa, warna serta tekstur wagyu melon ini sangat sesuai dengan daging steak pada umumnya.

"Air mengikat flavour (rasa), minyak mengunci flavour. Amazingly adalah dia punya warna bagus banget kayak daging banget, kayak daging panggang," tutur William.

William mengaku pernah mencobanya saat masih di New York, Amerika Serikat (AS) pada 2018 lalu. "Pertama kali saya coba tahun 2018 di New York, watermelonnya nggak ada bijinya," kata dia.

Untuk ingredients Vegan Cheese dari Jatuhcintah, dr. Abelina mengatakan bahwa keju yang digunakan bukan berasal dari produk hewani seperti susu.

Pemilihan ingredients yang selektif ini bukan hanya untuk menjamin nutrisi yang terkandung dalam tiap menu yang ditawarkan saja, namun juga untuk menjaga kualitas serta keberlanjutan (sustainability) dari bahan-bahan yang digunakan.

"Ini vegan cheese, kejunya bukan dari susu. Kita benar benar pilih ingredients yang perfect banget, quality controlnya susah banget," kata dr. Abelina.

Brandnya sejak awal juga berfokus pada penggunaan bahan yang tidak merusak lingkungan sehingga turut mendukung para petani dalam menghasilkan hasil pertanian yang terjaga keberlanjutannya dari hulu sampai hilir.

"Kita ingin ciptakan ekosistem, di mana ya itu, ada sustainability dari petani sampai ke meja kita," jelas dr. Abelina.

"Kita juga punya tujuan untuk meningkatkan petani Indonesia, jadi ada unsur UMKM-nya." kata William.

Dr. Abelina juga menambahkan bahwa menu vegan yang ditawarkan brandnya turut bisa dirasakan pula oleh mereka yang biasa membeli makanan dengan harga terjangkau.

"Kita juga ada projek dimana orang orang kaki lima tetap bisa coba makanan vegan," papar dr. Abelina.

"Kita kalau mau bikin impact dari bawah juga, jadi kita mau fokus bagaimana bikin harga semurah mungkin supaya siapa aja bisa konsumsi. Sekarang masih mahal karena produksinya masih sedikit, ini science," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas