Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pilot Nekat Matikan Mesin Helikopter di Tengah Penerbangan untuk Buktikan Teori Mengudara

Seorang pilot sengaja mematikan mesin helikopter di tengah penerbangan untuk membuktikan satu teori tentang penerbangan adalah salah.

Penulis: Nurul Intaniar
zoom-in Pilot Nekat Matikan Mesin Helikopter di Tengah Penerbangan untuk Buktikan Teori Mengudara
Flickr/Björn Lammers
Ilustrasi helikopter yang sedang mengudara. Seorang pilot sengaja mematikan mesin helikopter di tengah penerbangan untuk membuktikan satu teori tentang penerbangan adalah salah. 

Gerry Friesen, seorang pilot helikopter dengan pengalaman 16.000 jam terbang yang luar biasa percaya bahwa mendaratkan helikopter yang gagal jauh lebih aman daripada mendaratkan pesawat dengan kerusakan mesin.

Tentu saja, jika baling-baling berhenti bekerja, maka helikopter akan jatuh begitu saja, tetapi jika masih berfungsi maka ada cara untuk mendarat dengan aman.

Destin menjelaskan dalam video: "Jika baling-baling berhenti berputar, anda akan jatuh seperti batu bata - tetapi pilot helikopter memiliki trik fisika untuk mencegah hal itu terjadi."

Baca juga: Gaya Jan Ethes Naik Helikopter TNI AU, Temani Jokowi ke Sumbawa Barat

Mesin Pesawat Rusak saat Mengudara di Atas Samudera Pasifik

Masih berbicara soal mesin pesawat, belum lama ini ada insiden penerbangan di mana mesin pesawat rusak di tengah penerbangan.

Pesawat Qantas yang terbang dari Auckland, Selandia Baru ke Sydney, Australia mengalami kerusakan mesin saat mengudara, Rabu (18/01/2023).

Pilot sempat mengeluarkan panggilan "mayday" menyusul masalah mesin di atas Samudera Pasifik.

Berita Rekomendasi

Mayday yang dikeluarkan saat penerbangan sebagai pertanda bahaya besar dan segera membutuhkan bantuan.

Kemungkinan bantuan diperlukan sebelum mendarat darurat di bandara.

Australian Broadcasting Corp (ABC) melaporkan, Qantas yang memakai pesawat Boeing 737 mengalami masalah dengan salah satu dari dua mesinnya sekitar satu jam dari Sydney.

"Itu seperti ledakan kecil, dan kemudian sedikit turbulensi, dan hanya itu," ungkap seorang penumpang.

"Kami hanya berpikir oke, ini agak aneh," imbuhnya.

Beruntung, pesawat berhasil mendarat di Bandara Sydney setelah penerbangan 3,5 jam.

Bandara Sydney mengatakan kru darurat disiagakan sebagai tindakan pencegahan, termasuk petugas pemadam kebakaran, ambulans, dan polisi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas