Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rambah Bisnis Food & Beverages, Anak Usaha Krakatau Steel Dirikan Restoran di Jakarta

Unit usaha dari PT Krakatau Steel melakukan ekspansi usaha ke Jakarta dengan mendirikan Restoran The Surosowan.

Editor: Dodi Esvandi
zoom-in Rambah Bisnis Food & Beverages, Anak Usaha Krakatau Steel Dirikan Restoran di Jakarta
HANDOUT
PT Krakatau Sarana Properti (KSP) yang merupakan unit usaha dari PT Krakatau Steel melakukan ekspansi usaha ke Jakarta dengan mendirikan Restoran The Surosowan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Krakatau Sarana Properti (KSP) yang merupakan unit usaha dari PT Krakatau Steel melakukan ekspansi usaha ke Jakarta dengan mendirikan Restoran The Surosowan.

Restoran The Surosowan ini sebelumnya sudah didirikan di Cilegon.

General Manager The Royale Krakatau, Rury Ilham optimistis restoran ini akan diterima oleh pecinta kuliner Jakarta mengulangi suksesnya di Cilegon.

“Bisnis rumah makan itu kan memang harus punya keunikan tersendiri agar bisa bersaing dengan yang lain. Di Cilegon The Surosowan ini dikenal sebagai resto yang ikonik dengan konsep kerajaan dan dengan pemandangan lapangan golf. Di Jakarta, kami juga akan mengusung konsep yang sama dengan menghadirkan menu makanan khas Banten seperti Rabeg, Sate Bebek dan Sate Bandeng, dll," kata Rury.

Selain itu The Surosowan Jakarta juga menyediakan makanan western dan lokal khas lainnya.  

Para chef berpengalaman di hotel bintang 5 sengaja didatangkan untuk menghidangkan makanan bercita rasa tinggi.

The Surosowan Jakarta mengambil lokasi di Gedung Krakatau Steel Building Management (KSBM) di Jalan Gatot Soebroto.

Berita Rekomendasi

Meski baru akan dibuka, Rury yakin The Surosowan Jakarta bisa bersaing dengan tenant lain di sekitarnya.

Baca juga: Lebih 1.000 Merek Dagang akan Ikuti Ajang Food & Hospitality Indonesia 2024

“The Surosowan Jakarta punya kapasitas untuk 80 orang. Kami juga punya ruangan private yang bisa digunakan untuk rapat dengan kapasitas 13 orang serta smoking room untuk 10 orang. Jadi, kami menawarkan tempat yang nyaman dengan sentuhan desain perpaduan dua Kerajaan Banten, yakni Surosowan dan Kaibon, dengan sentuhan industri yang estetik untuk para pebisnis membahas bisnis mereka di The Surosowan Jakarta maupun juga keluarga dan pekerja kantoran di sekitar Gatot Subroto,” lanjut Rury.

Ada beberapa menu andalah The Surosowan Jakarta, yakni Rabeg dan lamb shank.

Selain itu juga ada Hot Stone Steak, Hote Stone Salmon dan Seafood serta Tomahawk.
Menurut Rury, menu tersebut menjadi andalan resto untuk bisa menarik calon pengunjung.

Selain itu juga masih ada Italian Pizza dan kopi gula aren yang juga menjadi favorit di The Surosowan Cilegon.

Meski berada di gedung perkantoran, The Surosowan Jakarta buka setiap hari dari pukul 7 pagi hingga pukul 9 malam.

Rury menambahkan, The Surosowan Jakarta tidak hanya melayani makan di tempat tapi juga bisa untuk catering.

“Kami juga menyajikan hidangan sarapan pagi untuk para pekerja kantoran yang mungkin tidak sempat sarapan di rumah. Selain itu konsep kami jemput bola. Kami siap mensupport anak perusahaan yang ada di KSBM ataupun perkantoran di dekat sini untuk menyiapkan makanan atau menyajikan camilan untuk rapat. Jadi perusahaan lain di gedung KSBM bisa memesan katering dan tidak perlu repot memesan dari luar,” ujarnya.

Baca juga: Pengusaha Restoran Indonesia di Jepang Mulai dari Nol, Buka Toko ke-6 Hari Ini

Sebagai unit usaha baru di luar Cilegon, Rury yakin The Surosowan Jakarta bisa memberikan pemasukan tambahan bagi PT Krakatau Sarana Properti.

Pasalnya, bisnis Food & Beverage masih memperlihatkan tren positif di sepanjang tahun ini.

The Surosowan Jakarta pun menargetkan revenue awal sekitar Rp300 juta per bulan.

Rury menambahkan, industri makanan dan minuman harus terus bertransformasi dan melakukan inovasi.

Selain itu, diperlukan juga penerapan teknologi yang bisa membantu mengembangkan dan mengolah bahan makanan agar bisa menaikkan harga jual.

Apabila melihat tren saat ini, Rury optimistis industri makanan dan minuman bisa menjadi salah satu motor penggerak ekonomi Indonesia.

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman, pertumbuhan industri makanan dan minuman hingga kuartal kedua sudah di atas 5 persen.

GAPMMI optimistis pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia mencapai 7-8 persen hingga akhir tahun.

Sektor industri makanan dan minuman juga merupakan kontributor terbesar terhadap pembentuk kontribusi sektor industri pengolahan non-migas yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

Sampai pada triwulan pertama tahun 2024, struktur PDB industri pengolahan non migas didominasi oleh industri makanan dan minuman yang berperan sebesar 39,91%, atau 6,47% dari total PDB Nasional.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas