Panduan Etika Mengunjungi Kuil Shinto di Jepang: 4 Langkah Tradisional yang Wajib Diketahui
Ada empat langkah utama dalam kunjungan tradisional ke kuil Shinto yang ada di Jepang
Penulis: Ambar Purwaningrum
Terakhir, tuangkan air ke tangan kiri sekali lagi, lalu letakkan gayung di tepi air mancur.
3. Memberi Sumbangan Koin di Altar
Setelah membersihkan diri, langkah selanjutnya adalah menuju altar utama.
Meskipun pengunjung biasa tidak dapat mendekat ke altar, kamu akan melihat kotak sumbangan di depannya, yang disebut saisenbako.
Kotak ini biasanya berbentuk persegi panjang dengan balok kayu di atasnya tempat pengunjung melemparkan koin.
Berdirilah di depan kotak, lakukan penghormatan singkat, dan lemparkan koin dengan gerakan lembut.
Di banyak kuil, kamu juga akan melihat tali yang bisa kamu tarik untuk membunyikan lonceng, yang dilakukan setelah melemparkan koin.
Perlu diketahui, banyak orang biasa memberikan koin lima yen, karena dalam bahasa Jepang, "lima yen" (go en) terdengar serupa dengan kata "goen" yang berarti "hubungan baik" atau "koneksi yang menguntungkan."
Namun, ini lebih kepada permainan kata-kata yang menyenangkan tanpa dasar keagamaan atau mitologis, sehingga para dewa tetap akan mendengar doa-doamu meskipun kamu menawarkan koin selain lima yen.
4. Dua Kali Membungkuk, Dua Kali Tepuk Tangan, dan Satu Kali Membungkuk Lagi
Setelah melemparkan koin dan membunyikan lonceng (jika ada), lakukan dua kali penghormatan (Tokyo Jinjacho menyarankan membungkuk dengan sudut 90 derajat) dengan tangan di samping tubuh.
Kemudian, tepuk tangan dua kali, mulai dengan tangan yang sedikit terpisah di level dada, dan rapatkan telapak tangan dengan jari menghadap ke atas.
Pastikan jari-jari tangan kanan sedikit lebih rendah dari tangan kiri (jika ujung jari kanan berada di sekitar sendi pertama jari kiri, itu sudah benar).
Kini saatnya berdoa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.