Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Gengsi dan Uang Masalah Utama PSSI

Penulis sendiri bukan pengamat sepakbola, tetapi baru sebulan terakhir ini fokus kepada permasalahan persepakbolaan

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Gengsi dan Uang Masalah Utama PSSI
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG (MYE)
Pejabat sementara (Pjs) Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga, Agung Laksono, Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman, dan Ketua Umum KOI, Rita Subowo (dari kiri ke kanan), memberikan keterangan seusai pertemuan terkait permasalahan sepak bola nasional di Gedung Menegpora, Jakarta, Selasa (11/12/2012). Pemerintah membentuk satuan tugas yang terdiri dari lima tokoh olah raga, yaitu Rita Subowo, Tono Suratman, Agum Gumelar, Djoko Pekik, dan Yuli Mumpuni. Mereka akan mengadakan konsultasi dengan FIFA dan AFC perihal kemungkinan sanksi yang dijatuhkan FIFA akibat kemelut PSSI dan KPSI. Kompas/Yuniadhi Agung (MYE) 11-12-2012 

Oleh: Richard Susilo*

TRIBUNNEWS.COM - Penulis sendiri bukan pengamat sepakbola, tetapi baru sebulan terakhir ini fokus kepada permasalahan persepakbolaan di Indonesia. Keributan antara PSSI - KPSI, ternyata permasalahan sebenarnya tidaklah sulit, asalkan semua pihak mau bicara baik-baik, hati terbuka, jauhkan egoisme, dan pemerintah silakan saja, harus adil berada di tengah-tengah, benar-benar menjadi penengah yang profesional. Maka selesailah semua permasalahan.

Satu yang mengganjal di atas semua itu juga adalah masalah uang. Seseorang yang merasa kaya raya, punya uang, punya kuasa, di lain pihak ada orang yang "terbutakan"  mata hatinya karena hebatnya pengaruh uang di pikirannya, di hatinya, membuat permasalahan menjadi keras, sulit dipecahkan.

Petinggi FIFA dan AFC serta federasi sepakbola dunia lain saja sudah tahu hal ini. Bahkan berkomentar, "Masalah you itu kan sebenarnya hanya soal commercial rights, bukan?" paparnya kepada seorang pengurus PSSI.

Sementara selama ini penyiaran di Indonesia sudah enak dilakukan pihak tertentu mengenai persepabolaan di Indonesia, penonton pun membeludak. Bayangkan penduduk Indonesia 240 juta orang kalau separuh saja menonton sudah 120 juta mata di depan televisi. Luar biasa jumlah penonton tv tersebut.

Jumlah penonton yang membeludak, tentu iklan pun akan semakin banyak masuk ke perusahaan tv tersebut.

Tetapi apabila jumlah penonton sedikit, kerugian per hari sebuah perusahaan televisi adalah puluhan miliar rupiah, bukan lagi jutaan rupiah.

Berita Rekomendasi

Bisa dibayangkan saja, kalau selama ini dapat banyak keuntungan tahu-tahu dicegat, distop dan kerugian puluhan miliar per hari jelas akan membuat orang senewen, pusing, stress berat, maka bukan tak mungkin apa saja akan dilakukan si bos agar neraca keuangan perusahaannya hitam kembali.

Lalu apa yang dilakukan? Antara lain menguasai PSSI agar si pemilik uang bisa mengontrolnya, mendapatan kembali banyak keuntungan khususnya pada televisi yang dimilikinya.

Lha, kalau soal uang kan bisa bicara baik-baik dengan pihak PSSI? Di sinilah terjadi salah pengertiann, disangka menteri tertentu pro PSSI, disangka ini dan itu, sehingga pemilik uang kesal juga. Padahal pada  kenyataan tidak demikian.Karena itu perlu penengah yang fair dan jujur adil untuk menjadi penengah kedua pihak ini, menyampaikan komunikasi dengan baik.

Benar, hambatan komunikasi. Tak ada yang menjelaskan keadaan sebenarnya mengenai keadaan di lapangan dan pola pikir pimpinan PSSI terutama kepada si bos ini, sehingga marah-marah, runyam jadinya.

Kalau komunikasi bisa berjalan baik, kan mudah, tinggal berhitung saja. Saya perlu ini itu sehingga bisa menyiarkan dengan baik, dapat keuntungan baik dan sebagainya, berapa duit mesti saya bayar? pure bisnis, tapi secara terbuka transparan antara kedua pihak.

Sementara PSSI sedang negosiasi dengan Newscorp yang kemungkinan akan memegang Commercial Rights dari penyiaran dan hal-hal komersial bagi persepakbolaan di Indonesia khususnya liga profesional. Nah orang kaya dan televisi Indonesia semuanya diajak serta tidak?

Sudah. Tetapi ada orang kaya yang cukup licik dan tidak mau ambil risiko, sementara perhitungan bisnis PSSI juga repot kalau mau mengikuti kehendak si kaya itu.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas