Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Makna Maaf Presiden

Presiden kemarin mengklarifikasi pernyataannya terkait pernyataan maaf kepada masyarakat Singapura dan Malyasia atas asap yang berasal dari Indonesia.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Makna Maaf Presiden
Kompasiana
Presiden SBY 

Oleh  Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional FHUI

TRIBUNNEWS.COM--Presiden kemarin mengklarifikasi pernyataannya terkait pernyataan maaf kepada masyarakat Singapura dan Malyasia atas asap yang berasal dari Indonesia.

Presiden merasa perlu mengklarifikasi ditengah-tengah kontroversi pernyataan maaf tersebut di publik Indonesia. Publik Indonesia perlu memahami bahwa permintaan maaf dalam hubungan internasional memiliki banyak makna. Makna akan bergantung pada konteks mengapa "maaf" diminta atau diberikan.

Makna maaf bisa berkaitan dengan masalah kedaulatan. Semisal, pasca Perang Dunia II hingga saat ini China menghendaki Jepang agar meminta maaf atas kekejian yang dilakukan tentara Jepang. Hingga sekarang Jepang belum memenuhi tuntutan tersebut karena tidak ingin kedaulatannya direndahkan.

Sejumlah tokoh dan masyarakat Indonesia berpikiran demikian ketika mengkritik Presiden SBY atas pernyataan maafnya.
Makna maaf lain adalah yang diklarifikasi oleh Presiden SBY kemarin. Maaf ini dalam rangka gestur (gesture) atas ketidak-nyamanan yang ditimbulkan oleh Indonesia ke negara lain.

Untuk menjaga hubungan baik maka permintaan maaf disampaikan. Maaf yang disampaikan Presiden berbeda dengan maaf yg dikehendaki China terhadap Jepang karena tidak ada tuntutan permintaan maaf tersebut baik dari Singapura dan Malaysia kepada Indonesia.

Disamping itu, maaf yang disampaikan Presiden bukanlah atas suatu kebijakan yang secara sengaja dilakukan pemerintah. Ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Jepang dalam perspektif China.

Pasca permintaan maaf oleh Presiden, tentu Singapura dan Malaysia harus memberi ruang bagi Indonesia melakukan segala daya upaya untuk menyelesaikan asal asap. Adalah tidak patut bila pasca permintaan maaf Presiden, berbagai pihak di Singapura dan Malaysia terus mendesak dan mengkritik  pemerintah Indonesia.

Tentu sikap demikian tidak mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Presiden SBY agar hubungan antar negara terjaga dan semangat solidaritas ASEAN lebih dikedepankan.

Tags:
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas