Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Revolusi Mental Butuh "Obat Kental"

Pepatah mengatakan bahwa anak-anak bukan pendengar yang baik bagi orang tuanya melainkan peniru ulung bagi orang tuanya.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Revolusi Mental Butuh
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak Presiden terpilih Joko Widodo berkeliling Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (19/10/2014) sore. (TRIBUNNEWS.COM/Andri Malau) 

Oleh: Dody Susanto
Direktur Klinik Pancasila

"Nadyan silih bopo biyung kaki nini sedulur nyang sanak kalamun muruk tan becik sapa wae, nora panten den gugua" Tembang Pucung (Meskipun bapak, ibu, kakek, nenek, juga sanak saudara, serta kerabat kalau mengajari sesuatu yang tidak baik, siapa saja tidak pantas diturut ).

Pepatah mengatakan bahwa anak-anak bukan pendengar yang baik bagi orang tuanya melainkan peniru ulung bagi orang tuanya.

Proposisi ini menjelaskan bagian terpenting yang harus dijaga oleh semua pengawal peradaban adalah wajah masa depan sangat ditentukan dari kualitas budiprkerti dan akhlak terpuji generasi bangsa saat ini.

Jika kurang membanggakan, unjuk dengar unjuk lihat, unjuk gigi, dan unjuk rasa adalah fase-fase pengantar revolusi mental.

Dalam pencermatan visi, revolusi mental adalah ikhtar untuk membuat terang benderang kemampuan manusiaberolahbudipekerti akhlak terpuji (OBAT) untuk berada pada level manusia sesempurna manusiawi agar dapat mencapai nilai nilai puncak peradaban.

Jika minus penggapaian, maka revolusi mental harus dihadirkan dengan kemampuan total atau KENTAL .

Berita Rekomendasi

Pengolahan unjuk dengar harus disegerakan dengan terstruktur sistimatis dan masif agar budaya mendengar oleh generasi bangsa mampu mendorong persenyawaan antara pengalaman dan komitmen menjadi tindakan, khususnya di era perang pengetahuan (intelelligency wars) saat ini.

Dalam budaya Yunani kemampuan unjuk dengar yang baik adalah ciri manusia yang gandrung pada keindahan dan keluhuran atau Kalos Katagos.

Dalam ajaran Agama Islam adalah salah satu fungsi Insan Kamil.

Sudah ditengarai secara seksama pertingkatan budaya mendengar yang rendah telah melambungkan  planet ego ketitik luar sumbu atau poros keseimbangan sehingga mental mau menang sendiri, pendapatnya yang paling benar, melumpuhkan ruang dialog, surplus kekerasan simbolik dan non verbal adalah sederetan penyakit mental yang menggerus persatuan nasional.

Akibat budaya mendengar yang rendah, marak gerakan putus silahturahim, pemicu distrust yang melahirkan disharmoni sehingga bangsa didera krisis ilmu pengetahuan.

Situasi krisis ilmu pengetahuan inilah yang berkontribusi pada perlambatan perwujudan hasil pembangunan, meskipun secara kuantitatif kita punya ratusan ribu sekolah akademi maupun perguruan tinggi  di seluruh tanah air.

Budaya Unjuk Dengar yang rendah diiringi budaya unjuk lihat terhadap capaian capaian peradaban yang unggul juga tipis adalah penyebab mental unjuk gigi merajai pertingkahan sosial politik ekonomi bangsa.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas