Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Revolusi Mental Butuh "Ibu"
Keinginan kuat berubah senantiasa melampau fase alarm, fase kontraksi dan terakhir fase result.
Editor: Rendy Sadikin
Oleh: Dody Susanto, Direktur Klinik Pancasila
KETIKA angin politik menghadirkan gagasan revolusi mental ke dalam konsepsi ide perilaku berbangsa dan bernegara, tugas besarnya adalah menghadirkan keberanian otentik semua warga bangsa untuk memulai dengan operasi jiwa.
Pernyataan ini sangat relevan mengingat ladang penatalaksanaan revolusi mental ada dalam rambatan sumbu daya batin yang berkelindan dengan situasi kejiwaan untuk berubah dari ruang kemapanan menuju ruang perubahan positif dalam segala aspek.
Keinginan kuat berubah senantiasa melampau fase alarm, fase kontraksi dan terakhir fase result.
Di tahapan fase alarm jiwa menyampaikan sinyal aliran keinginan berubah yang di saat bersamaan terjadi benturan norma atau kontraksi yang menghasilkan akibat jiwa semakin mapan atau nilai baru tumbuh kembang dengan aliran darah baru.
Dalam konteks ke-Indonesiaan kita butuh operasi jiwa dengan aliran baru yang berani berubah masif atau BBM sehingga keinginan luas mencerminkan perbuatan nasional seluruh anak bangsa.
Dirasa perlu revolusi mental dimulai dengan menyalakan roh "Ibu" atau iqro budaya utama bangsa indonesia.
Pemerintahan Jokowi-JK berpeluang mencetak peradaban membaca untuk membentuk "knowledge society" sekaligus pemupukan wisdom anak bangsa.
Pengaruh mental GRIPIS (gurem ruwet indisipliner pencemburu intoleran sesat) dapat direduksi dengan mengetengahkan gagasan Negeri Pustaka, Negeri Membaca sebagai ikhtiar bangsa.
Dengan menggegapgempitakan budaya belajar seumur hidup kita dapat mengalihkan perhatian publik yang gandrung ke mal mal berpindah ke perpustakaan perpustakaan jika kita dapat meluncurkan perpustakaan dengan aroma FIKIR PEDAS atau Fokus Inovasi Kreasi Investasi Ramah Pengunjung Enjoy Data Akses Solutif.
Richard Steel mengatakan Reading is to the mind what exercise is to the body( membaca adalah olahraga pikir sebagaimana tubuh membutuhkan olah raga fisik).
Dengan rujukan pepatah tersebut rancang bangun perpustakaan yang digerakkan pustakawan yang mampu melarutkan filosofis experiental purchasing (belanja pengalaman) menjadi kebutuhan peradaban dengan aplikasi FIKIR PEDAS dapat meningkatkan minat citizen untuk gandrung pada habitat perpustakaan.
Membaca bukan saja dibutuhkan setiap orang untuk berkelana ke alam tanpa batas namun juga merupakan vitamin otak yang dibutuhkan selama jantung masih berdenyut.
Walt Disney bahkan mengatakan "ada banyak harta karun dalam buku daripada harta karun yang diperoleh para perompak maupun pembajak".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.