Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Blog Tribunners

Ajal Pemerintahan Jokowi Ditentukan Janjinya

Ada beberapa hal yang menjadi catatan penulis terkait keberhasilan, saran dan masukan untuk Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Penulis: Y Gustaman
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ajal Pemerintahan Jokowi Ditentukan Janjinya
TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN
Presiden Joko Widodo mengunjungi Kampung Nelayan Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/12/2014). Presiden mengunjungi kampung nelayan untuk berdialog dan membagikan Kartu Jaminan Sosial usai menghadiri Apel Kasatwil Polri 2014 di Akademi Kepolisian (Akpol) dengan Kapolri dan seluruh Poldan serta Kapolres se Indonesia. TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN 

Oleh: Pangi Syarwi Chaniago
Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

TRIBUNNEWS.COM - Ada beberapa hal  yang menjadi catatan penulis terkait keberhasilan, saran dan masukan untuk Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Pertama, Jokowi termasuk pemimpin yang kurus tapi berani, terlihat cepat dalam proses pengambilan keputusan. Misalnya, dalam mengumumkan kenaikan harga BBM Jokowi tak membutuhkan waktu begitu lama dan siap menerima risiko politik termasuk menggangu popularitasnya akibat kenaikan BBM.

Pada era Susilo Bambang Yudhoyono, walau berbadan tegap dan bongsor tapi terkesan lembek dalam mengambil keputusan.

Konsekuensinya terjadi antrean BBM di mana-mana karena banyak yang mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan memanfaatkan kenaikan harga BBM untuk mencari keuntungan lewat selisih harga lama dengan harga baru.

Lamanya SBY dalam pengambilan keputusan mungkin karena kehati- hatian beliau dalam proses policy. Era Jokowi hampir tak terjadi antrean BBM yang lama dan panjang.

Kedua, keberanian Jokowi untuk tidak memasukkan menteri dari ketua umum partai politik.

Berita Rekomendasi

Berbeda era SBY, hampir ketua umum parpol memperoleh jabatan menteri. Nama seperti Aburizal Bakri, Muhaimin Iskandar, Suryadharma Ali, Tifatul Sembiring, Hatta Rajasa dan seterusnya adalah contoh ketua umum parpol sekaligus menjabat menteri. Mau tidak mau, suka tidak suka, itu harus kita akui.

Namun pada saat yang sama, ada  beberapa hal yang harus menjadi perhatian serius bagi Presiden Jokowi.

Pertama, Jokowi harus mampu mewujudkan janji politiknya untuk segera mungkin membangun pelabuhan, waduk, irigasi, rel kereta api, tol laut dan lain sebagainya.

Kalau Presiden Jokowi tak mampu memujudkan janji-janjinya, hampir dipastikan pemerintahan Jokowi segera menemui ajalnya.

Saya kira rakyat tak perlu membutuhkan waktu yang lama menurunkan rezim Jokowi seiring bertambahnya jumlah orang miskin dan pengangguran. Untuk sekadar diketahui, rakyat kapan pun bisa mengambil kembali legitimasi yang sudah diberikan kepadanya.

Dalam politik, soal legitimasi sebagai prasyarat berkuasa. Kalau kemudian keuntungan yang diperoleh pemerintah dari kenaikan harga BBM tapi faktanya tak mampu memakmurkan rakyat sesuai dengan janji yaitu mengalihkan subsidi BBM ke sektor produktif seperti pembangunan infrastruktur.

Namun kalau seandainya yang terjadi, birokrasi tak mampu menyerap APBN alias gagal mendisribusikannya ke rakyat karena terjadinya korupsi. Maka ini warning bagi pemerintahan Jokowi. Apabila trust building yang terkikis maka Jokowi akan berurusan langsung dengan kekuatan rakyat (people power).

Tak ada maksud saya menakut- nakuti pemerintah hanya sekadar mengingatkan.

Saya rasa, citra politik yang sudah lama dibangun presiden Jokowi akan sia-sia dan hancur seketika kalau kemudian tak sesuai antara ekspektasi dengan kenyataan (realitas politik) di lapangan.

Jokowi harus terus berupaya mendamaikan antara ekspektasi dengan realita lewat program yang langsung menyentuh dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Sehingga cita-cita kemerdekaan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu  "kesejahteraan dan kemakmuran" segera benar-benar bisa terwujud. Semoga!

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas