Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Gus Wahyu Dukung Kapolri Reradikalisasi Teroris di Pesantren

Ketua umum Kiai Muda Indonesia, Gus Wahyu NH Aly mengapresiasi pernyataan Kapolri Jenderal Polisi Drs Badrodin Haiti tentang pesantren sebagai tempat

TRIBUNNERS - Ketua umum Kiai Muda Indonesia, Gus Wahyu NH Aly mengapresiasi pernyataan Kapolri Jenderal Polisi Drs Badrodin Haiti tentang pesantren sebagai tempat terbaik untuk rehabilitasi teroris.

Menurutnya pernyataan Kapolri cukup arif dan layak diberi apresiasi.

"Pernyataan Kapolri cukup arif. Sebaiknya di hari Santri nanti diberi Santri Award atau Pesantren Award," katanya saat mengisi kajian rutin kitab Alhikam, karya Ibn Athoillah di Bekasi, Minggu, (24/01/2016).

Cucu KH Abdullah Siradj Aly ini juga menjelaskan, pernyataan Kapolri kian menegaskan bahwa pelaku teror selama ini bukan dari kalangan santri, terlebih pesantren.

Meskipun pelakunya ada yang pernah belajar di pesantren, hal itu tidak bisa digeneralisasikan bahwa pesantren sebagai tempat 'melahirkan' teroris. 

"Indonesia memiliki puluhan ribu pesantren. Kalau ada yang mengklain pesantren mengjarkan kejahatan termasuk seperti aksi terorisme, itu pasti pesantren bidah. Termasuk, jika ada seseorang yang pernah di pesantren tapi tidak menjalankan nilai-nilai kepesantrenan ya bukan santri," ujarnya. 

Sebaliknya, pesantren telah berhasil mencetak sejumlah tokoh nasional dari masa pra kemerdekaan hingga saat ini.

Berita Rekomendasi

Hal ini menegaskan, pesantren di Indonesia telah memberikan kontribusi yang riil untuk bangsa Indonesia.

"Dari petani, jurnalis, pengusaha, menteri sampai kepala negara, itu santri. Kapolrinya santri. Jokowi mungkin juga santri, makanya bikin hari santri. Pastinya mantan Presiden Gus Dur ini santri. Ini bukti santri itu pejuang bangsa," katanya.

Oleh karena itu, meskipun Kapolri sudah menyampaikan pesantren sebagai tempat terbaik untuk merehabilitasi teroris yang mengklaim dirinya beragama Islam, namun pesantren harus meningkatkan kualitasnya.

Agar lebih terukur dalam metodologi pengajaran untuk memperbaiki pemikiran keliru para teroris.

"Kalau saya amati, teroris yang mengklaim muslim itu, biasanya jargonnya back to Quran-Hadits. Nah, ini perlu diluruskan, pemikiran tekstualis back to Quran-Hadits ini. Diluruskan agar mereka mau terbuka dengan pemikiran-pemikiran para ulama terdahulu. Kalau sudah terbuka, mudah sebenarnya, tinggal dimasukan seperti pemikiran Asyariah wa Maturidiah untuk aqidah, Madzhabul Arbaah untuk fiqh, Syadiliah untuk tasawuf-nya, pastinya harus belajar juga ushul fiqh yang standarisasinya Imam Syafii, lah. Kalau sudah, mereka insya Allah lurus pemikirannya. Ini misalnya saja," katanya.

Gus Wahyu menganalogikan pentingnya mempelajari pemikiran ulama itu dengan makan bubur yang panas.

Ia mengatakan, makan bubur yang panas tidak bisa langsung tengahnya, melainkan pinggirnya dahulu.

Sehingga, mendalami Quran dan Hadits juga tidak bisa secara tekstualis langsung ke sumbernya, Quran dan Hadits.

Melainkan dituntut untuk mempelajari semua pemikiran para ulama terlebih dahulu untuk masuk dalam Quran dan Hadits.

“Semua pemikiran ulama itu sebagai upaya memahami Quran dan Hadits. Berpuluh-puluh tahun para ulama ini mempelajari Quran dan Hadits hingga mengeluarkan ratusan karya. Mempelajari mereka, itu artinya mempelajari Quran dan Hadits. Jadi, kenapa saya tidak menyarankan langsung masuk ke sumber aslinya, karena dikhawatirkan bukannya paham tapi justru bisa tersesat. Terlebih baru belajar setahun-dua tahun, tidak intens lagi, sudah merasa paham dan koar-koar, ya wasalam,” katanya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Drs. Badridin Haiti menyatakan pesantren sebagai tempat rehabilitasi untuk para teroris.

Hal itu ia sampaikan di depan 350 Pimpinan Pesantren Alumni Pondok Modern Gontor, dalam Silaturahmi Nasional (Silatnas) Kiai Pondok Pesantren Alumni Gontor di Hotel Siti, Tanggerang Banten, Sabtu (23/01/2016).

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas