Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
EURUSD Mengalami Pelemahan
Pada Pergerakan pasar mata uang di hari Kamis (4/2/2016), Euro mengalami pelemahan terhadap Dollar AS, setelah berhasil membukukan kenaikan di sesi se
Penulis: Forex Simpro
TRIBUNNERS - Pada Pergerakan pasar mata uang di hari Kamis (4/2/2016), Euro mengalami pelemahan terhadap Dollar AS, setelah berhasil membukukan kenaikan di sesi sebelumnya ketika permintaan greenback mengalami penurunan akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi di wilayah Amerika.
Berlangsungnya perdagangan di sesi Asia, pasangan EURUSD terpantau melemah 0.22% di level 1.1081.
Sedangkan terhadap mata uang utama lainnya, dengan EURJPY teprantau melemah 0.05% di level 130.84 dan EURGBP melemah 0.01% di level 0.7606.
Euro terlihat tertekan dengan alami pelemahan terhadap dollar AS pada hari ini, setelah pasangan EURUSD berhasil membukukan kenaikan di sesi sebelumnya.
Tadi malam, permintaan greenback menurun akibat melambatnya pemulihan ekonomi di wilayah AS.
Tanda – tanda melambatnya pertumbuhan ekonomi AS tersebut diperlihatkan oleh sebuah laporan dari Automatic Data Processing yang menyebutkan bahwa Nonfarm Payrolls AS telah tumbuh sebanyak 205K di bulan Januari, dimana lebih rendah dari pertumbuhan di bulan sebelumnya yang naik sebanyak 267K.
Selain itu, laporan yang dirilis oleh Institute for Supply Management menyebutkan bahwa PMI Non-Manufaktur AS telah mengalami penurunan, yang disesuaikan secara musiman menjadi 53.5 di bulan Januari dari 55.8 di bulan Desember.
Saat ini memasuki perdagangan Eropa, pasar nantinya akan dihadapkan dengan serangkaian hasil laporan ekonomi dunia, yang diantaranya meliputi pidato Mario Draghi, index harga rumah Inggris, BOE Minutes, dan klaim pengangguran AS.
Sejalan dengan terdapatnya laporan tersebut, maka pasangan EURUSD berpotensi mengalami gejolak pergeseran harga.