Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Deindustrialisasi Bisa Lengserkan Jokowi
Turunnya Investasi Industri dari negara Jepang dan Amerika Serikat seperti Panasonic, Toshiba, Sony, dan Ford sebenarnya bukanlah akibat buruknya keua
Ditulis oleh : Arief Poyuono, Ketua Umum
Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu
TRIBUNNERS - Turunnya Investasi Industri dari negara Jepang dan Amerika Serikat seperti Panasonic, Toshiba, Sony, dan Ford sebenarnya bukanlah akibat buruknya keuangan perusahaan atau masalah upah buruh.
Tetapi lebih kekecewaan para pelaku bisnis dari Jepang dan Amerika Serikat yang mulai tidak nyaman berinvestasi di Indonesia, karena tidak adanya perlindungan terhadap produk-produk mereka di Indonesia.
Bagaimana mereka mau nyaman berinvestasi kalau Pemerintahan Jokowi yang sudah mengambil pajak dengan jumlah besar.
Tingginya harga tarif dasar Listrik akibat kegagalan proyek PLN 10 ribu megawatt dari China, dan tidak turunnya harga BBM walaupun harga minyak dunia sudah turun draktis, serta terjadinya impor produk-produk elektronik dan onderdil mobil dari China yang jor-joran dengan bea masuk yang murah.
Serta maraknya penyeludupan barang elektronik dari China sehingga produk produk Industri elektronik yang dihasilkan dari Industri dalam negeri tidak dapat bersaing di pasar domestik.
Belum lagi ketidak mampuan Jokowi dalam pemberantasan pungli, serta panjangnya waktu dwelling time di pelabuhan yang meyebabkan keterlambatan ekspor bagi produk produk yang di hasilkan Industri dalam negeri.
Hal lain yang merupakan alasan perusahaan- perusahaan Jepang dan Amerika Serikat hekang dari Indonesia disebabkan salah satunya adalah dikalahkannya JICA dalam tender proyek Kereta Api Cepat akibat adanya dugaan konspirasi busuk antara Menteri BUMN dan pihak China Corporation Railway.
Padahal harga yang ditawarkan Jepang jauh lebih murah dan mutunya lebih baik dalam hal teknologi high speed railway.
Mungkin akibat corporate culture Jepang yang tidak bisa melakukan hanky panky dalam dealing sebuah proyek sehingga dikalahkan oleh China.
Begitu juga Amerika Serikat yang sudah mulai tidak nyaman berinvestasi mulai terbukti dengan hekangnya industri mobil tertua di dunia, Ford dari Indonesia.
Hal akibat maraknya onderdil Ford yang dipalsukan marak di dalam negeri.
Tidak hanya Ford kabarnya perusahaan migas Amerika Serikat juga akan menyusul hekang dari China akibat banyak uang palak oleh oknum elite politik dan pejabat tinggi.
Deindustrialisasi sudah benar benar terjadi di Indonesia dan akan meyebabkan PHK buruh atau pekerja besar-besaran.
![Baca WhatsApp Tribunnews](https://asset-1.tstatic.net/img/wa_channel.png)