Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Rano Karno Bukan Bung Karno
Bung Karno, siapa yang tak mengenalnya? Sang pelantun proklamasi kemerdekaan Indonesia dari para kolonial.
Ditulis oleh : Nur Cholish Hasan, Penggiat dan Pengamat kajian sosial Koalisi Mahasiswa UIN (KMU) Jakarta
TRIBUNNERS - Bung Karno, siapa yang tak mengenalnya? Sang pelantun proklamasi kemerdekaan Indonesia dari para kolonial.
Sosok proklamator yang di anugrahi sebagai tokoh nomor satu di Indonesia, sekaligus menduduki kursi pertama presiden Republik Indonesia.
Rano Karno dan Bung Karno sama-sama menunggangi partai politik banteng bermoncong putih yang di bungkus dengan nama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Hanya saja Rano Karno memulai keberangkatan dari seorang aktris yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia, sebelum terjun kedalam partai politik.
Tapi pada akhirnya, dangan modal popularitas yang cukup tinggi dengan mudah di lirik masyarakat, hingga duduk sebagai orang kedua di Banten.
Tak lama berseling Ratu Atut Chosiyah sebagai Gubernur Banten terjerat kasus korupsi, Rano sang wakil mengambil alih posisi kursi utama di Provinsi Banten.
Revolusioner Bukan Populer
Ir Soekarno bukan hanya di kenal di kalangan rakyat Indonesia.
Pada kala ia berjuang merebut negeri ini, namanya mencuat dan mendapat simpati dari sang dewa negara-negara adidaya dunia.
Dengan kegagahan beliau yang selalu menentang penjajah di Indonesia demi memaksa kokohnya sang Merah Putih di bawah naungan langit nusantara.
Tak heran, di seluruh Indonesia kini banyak kalangan aktris papan atas meramaikan perhelatan partai politik.
Ternyata bukan hanya sekedar berambisi pamor pada dunia hiburan, tapi ambisi kekuasaan parpol tertarik menggunakan jasa selebriti tanah air.
Tak ada salahnya memang, jika hanya kekuasaan tanpa berlandaskan pengabdian terhadap masyarakat telah melunturkan asas-asas ideologi negri ini.