Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Rayakan Hari Perempuan Internasional & Anti Diskriminasi Lewat Festival Film di Jakarta
IFFWSZ merupakan festival film internasional yang berkaitan dengan isu-isu tentang wanita, masalah sosial, dan persamaan hak tanpa diskriminasi.
Ditulis oleh : International Film Festival for Women, Social Issues, and Zero Discrimination (IFFWSZ)
TRIBUNNERS - Dalam rangka menyambut Hari Perempuan Internasional (8 Maret) dan Hari Anti Diskriminasi Internasional (Zero Discrimination Day tanggal 1 Maret) yang peringatannya diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Kreatif Rakyat (DKR) akan mengadakan International Film Festival for Women, Social Issues, and Zero Discrimination (IFFWSZ).
IFFWSZ merupakan festival film internasional yang berkaitan dengan isu-isu tentang wanita, masalah sosial, dan persamaan hak tanpa diskriminasi.
Pendaftaran IFFWSZ dibukan sejak bulan Mei tahun lalu dan hingga kini telah terkumpul 425 film.
Dari 425 film ini, sekitar 75 film akan diputar dari tanggal 6 Maret sampai dengan 20 Maret 2016 di Pusat Kebudayaan Rusia, Kemenpora, Teras Cibulan Cafe, Bioskop Rakyat, dan berbagai tempat lainnya dalam bentuk Bioskop keliling.
Film-film yang diputar dapat ditonton secara gratis.
Kali ini, IFFWSZ bekerjasama dengan beberapa festival internasional lainnya, yaitu International Movie Awards dan Filmmakers World Festival.
Damien Dematra selaku founder dan director dari festival ini mengatakan, “Festival perempuan seperti ini perlu diadakan, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa ada banyak perempuan pejuang di luar sana, mengingat di zaman modern seperti ini masih banyak ditemukan diskriminasi kepada kaum perempuan.”
Dalam rangkaian festival ini, Dewan Kreatif Rakyat bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga akan melakukan pencarian bakat "Indonesian Young Filmmakers", untuk merekrut 30 pemuda Indonesia berbakat yang akan menerima beasiswa untuk dilatih secara insentif selama 6 bulan untuk menjadi filmmakers profesional yang siap mengharumkan nama Indonesia di ajang tingkat dunia.
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Yuni Poerwanti, mengatakan pelatihan ini adalah kelanjutan dari kerjasama DKR dengan Kemenpora yang sudah berlangsung sejak tahun 2015, sebagai bentuk komitmen untuk melahirkan sineas-sineas muda berprestasi.
Komitmen ini sebagai ungkapan semangat dan panggilan batin perempuan dengan tulus dan ikhlas harus selalu berjuang mewujudkan pemuda maju melalui bidang perfilman, yang tidak dapat dipandang sebelah mata, akan tetapi bidang yang menjanjikan bagi pemuda untuk berkarya nyata baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dirut LPP RRI, Rosarita Niken Widiastuti menyambut baik penyelenggaraan Festival Film untuk perempuan karena film dapat memberikan inspirasi bagi kaum perempuan untuk dapat mengambil peran yang optimal, baik diranah domestik (keluarga) maupun peran di ranah publik.
Melalui Festival Film untuk perempuan diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat untuk pengarus utamaan gender dan upaya peningkatan kualitas dan peran perempuan pada semua aspek kehidupan, agar mencapai persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki sehingga perempuan terintegrasi sepenuhnya dalam pembangunan nasional.
Pada acara ini juga akan di luncurkan Album Musik Video Karena Aku Perempuan karya Natasha Dematra yang didedikasikan kepada seluruh perempuan di dunia.
Musik Video “I Will Survive” dipilih sebagai lagu utama dari Album Musik Video ini.
Lagu ini dipilih karena mengangkat isu anti-kekerasan kepada seluruh perempuan di dunia.
"I Will Survive" menceritakan tentang kehidupan seorang pemulung perempuan cacat yang diperankan oleh aktris peraih banyak penghargaan internasional Virda anggraini, yang menerima hidup dengan senyuman walaupun penuh keterbatasan sampai suatu hari kehormatan satu-satunya yang ia miliki direnggut oleh sopir angkot.
Dia harus memilh antara mengugurkan kandungannya atau memperjuangkan nasib kehidupan bagi sang janin.
Di samping itu, panggilan batinnya untuk dapat mendidik anak-anak putus sekolah memaksa dia untuk belajar menulis dan membaca secara otodidak.
Perjuangannya menjadi simbol perjuangan perempuan yang terpinggirkan di berbagai pelosok dunia namun memiliki semangat pantang menyerah.
Natasha Dematra yang juga merupakan Duta Perempuan mengatakan, “Saya ingin mencoba menginspirasi dunia dengan cara kreatif. Saya harap dengan adanya album musik film ini dapat menginspirasi kaum perempuan untuk terus berkarya dan berprestasi tanpa batasan gender dan diskriminasi.”
Menurut Dedeh Kurnasih selaku Sekjen dari DKR, yang membuat festival film kali ini berbeda karena akan diluncurkannya Bioskop Rakyat dalam bentuk Bioskop keliling dimana film film pemenang akan dapat diputar diberbagai tempat hingga pelosok.
Hal ini dimungkinkan atas dukungan penuh dari Lulita Milasari, Founder and CEO Milsa Group dan Kemenpora.
Menurut Dedeh, festival ini dapat terselenggara atas kerjasama Dewan Kreatif Rakyat, Kemenpora, Russian Culture Centre, Teras Cibulan, World Film Council, i-Hebat International Volunteers, Yayasan Peduli Anak Indonesia pimpinan artis senior Erna Santoso, dan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media partner dan penyelenggara.