Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

ITW: Evaluasi, Operasi Simpatik Tidak Efektif

Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai Operasi Simpatik yang digelar Korps Lalu Lintas Polri setiap tahunnya tidak efektif dan belum memberikan dampak

zoom-in ITW: Evaluasi, Operasi Simpatik Tidak Efektif
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Operasi Simpatik Agung 2015 yang digelar Polda Bali dari 1 April sampai 21 April 2015 lalu. Hasil analisa dan evaluasi (Anev) Operasi Simpatik Agung 2015 yang digelar Polda Bali dinyatakan terjadi penurunan angka kecelakaan lalu lintas (lakalantas) dibanding periode yang sama pada tahun lalu. 

Ditulis oleh : ITW

TRIBUNNERS - Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai Operasi Simpatik yang digelar Korps Lalu Lintas Polri setiap tahunnya tidak efektif dan belum memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya terwujudnya Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, Kelancaran (Kamseltibcar) lalu lintas.

"Setiap tahun Korps Lalu Lintas Polri menggelar operasi Simpatik, tetapi tidak memberikan dampak yang signifikan untuk mewujudkan Kamseltibcar lalu lintas. Justru kesadaran tertib lalu lintas semakin anjlok dari tahun ke tahun," kata Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan, Senin (29/2/2016) menyikapi Operasi Simpatik yang digelar Polri secara serentak pada 1 Maret-21 Maret 2016.

Menurut Edison, hasil operasi Simpatik tidak sebanding dengan dana yang digelontorkan untuk membiayai operasi tersebut.

Contohnya, pada operasi Simpatik 2014 Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya membutuhkan dana sekitar Rp 3,6 miliar.

Hasilnya, kondisi lalu lintas di ibukota semakin runyam, begitu juga kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat semakin merosot.

"Lalu untuk apa setiap tahun operasi simpatik digelar, kalau tidak memberikan manfaat yang signifikan,” ujarnya.

Dia menilai, pelaksanaan seperti operasi Simpatik merupakan tugas rutin yang dapat dilakukan setiap anggota Polantas yang bertugas setiap harinya. Sehingga tidak perlu dilaksanakan dengan sebutan operasi yang tentu membutuhkan dana khusus.

Oleh karena itu, ITW mendesak agar Polri mengevaluasi pelaksanaan operasi Simpatik, karena tidak efektif untuk meningkatkan kesadaran tertib lalu lintas masyarakat untuk mewujudkan Kamseltibcar.

BERITA REKOMENDASI

Jika tidak, maka anggapan Operasi Simpatik dijadikan kegiatan rutin Polri hanya untuk menggunakan anggaran dan meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui tilang, semakin benar adanya.

ITW menyarankan, untuk meningkatkan kesadaran tertib lalu lintas masyarakat, Polri lebih fokus pada proses pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM).

Artinya, SIM jangan dijadikan sebagai alat pencitraan apalagi sebagai hadiah dengan modus pelayanan kepada masyarakat.

"SIM itu diberikan hanya pada orang yang sudah memiliki kompentensi untuk menggunakan kendaraan di jalan raya. Artinya pemilik SIM sudah harus mengerti dan wajib menaati tentang keselamatan dirinya maupun orang lain, serta berbagai ketentuan lainnya,” ujar Edison.

Sedangkan upaya kedua adalah melibatkan semua pihak untuk menggelar kampanye atau sosialisasi tentang tertib berlalu lintas secara konsisten.

Serta mendorong pemerintah agar tertib berlalu lintas dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional. 
 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas