Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Kemendes PDTT Diminta Transparan Soal BUMDes

Baru setahun pemerintah menjalankan aturan tentang pemberian dana desa, jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) telah melonjak tajam.

Ditulis oleh : PATTIRO

TRIBUNNERS - Baru setahun pemerintah menjalankan aturan tentang pemberian dana desa, jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) telah melonjak tajam.

Berdasarkan data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), pada akhir tahun 2014, baru terdapat sekitar 4 ribu BUMDes.

Namun, data per Januari 2016 menunjukkan bahwa jumlah BUMDes di tanah air sudah mencapai lebih dari 12 ribu, atau meningkat tiga kali lipat.

Meski mengapresiasi pencapaian tersebut, Direktur Eksekutif PATTIRO, Sad Dian Utomo menilai, Kemendes PDDT masih belum sepenuhnya transparan dengan data BUMDes yang dimilikinya.

Sad Dian menegaskan, Kemendes PDTT seharusnya menyampaikan informasi terkait BUMDes dengan lebih terperinci, termasuk status keberfungsiannya.

“Kementerian Desa PDTT harusnya menginformasikan secara terperinci berapa BUMDes yang baru terbentuk dan berapa yang sudah berfungsi dengan baik. Kalau sudah berfungsi dan berjalan dengan baik, dijelaskan juga sudah sejauh mana BUMDes berperan. Berapa jumlahnya yang sudah bisa menyediakan kredit atau simpan pinjam untuk usaha warganya, dan berapa BUMDes yang sudah mampu melindungi masyarakatnya dari ancaman kemiskinan. Sebutkan pula berapa BUMDes yang sudah mampu menciptakan sumber ekonomi baru bagi desa,” ujar Sad Dian.

Berita Rekomendasi

Ia melanjutkan, bahwa transparansi terkait pembentukan dan keberfungsian BUMDes sangat penting untuk dilakukan.

Salah satu alasannya adalah agar Kementerian Desa PDTT tidak terkesan memberikan harapan kosong kepada masyarakat desa.

Keberadaan dan keberfungsian BUMDes, kata Sad Dian, memang memberi peluang besar kepada masyarakat desa untuk meningkatkan kondisi ekonomi mereka.

Namun, butuh proses dan waktu yang tidak sebentar sebelum BUMDes benar-benar bisa mengubah kondisi ekonomi desa karena ada tahap-tahap yang harus dilalui.

Sayangnya, masih banyak masyarakat desa yang belum memahami hal ini.

Sad Dian menyebutkan, jika status keberfungsian BUMDes tidak jelas, masyarakat desa akan berasumsi bahwa mereka memiliki peluang besar untuk meningkatkan kondisi ekonomi karena desa mereka sudah memiliki BUMDes.

"Padahal belum tentu BUMDes yang sudah terbentuk itu berfungsi dengan baik. Jadi, jika tanpa informasi mendetil mengenai BUMDes, khawatirnya Kemendes PDTT hanya memberi hiburan kosong ke masyarakat," katanya.

Mentransparansikan kondisi perkembangan BUMDes secara jujur, akan memberi dampak positif kepada citra Kementeriandes PDTT dan desa itu sendiri.

Tingginya angka pembentukan BUMDes yang tidak diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa akan memancing pertanyaan publik terkait efektivitas pengelolaan dana desa.

"Dalam posisi ini Kemendes PDTT lah yang akan banyak digugat publik karena mereka merupakan pihak yang bertanggung jawab melakukan pendampingan terhadap pemanfaatan dana desa," tutur Sad Dian.

Oleh karena itu ia meminta informasi mengenai status BUMDes dapat dibuka dan diakses oleh publik. “Kalau hanya sebut 12 ribu tanpa menjabarkan statusnya, khawatirnya nanti Kemedes PDTT disebut main klaim sepihak,” tuturnya. 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas