Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Islam Nusantara Pemersatu Bangsa Sejak Era Kolonial

Peran ulama sangat penting dalam mewujudkan menjaga kemerdekaan Indonesia.Ulama dan santri, disebut sebagai pejuang bangsa.

Islam nusantara mengikuti gaya Walisongo dalam membentuk kultur Islam. Para wali yang ahli syariah dan tasawwuf mengembangkan Islam ramah yang bersifat kultural.

Inilah pintu masuk para ulama nusantara dalam memahami kaidah fiqh (al’adah al muhakkamah, adat menjadi kebiasaan hukum).

Dan dari para wali ini lahirlah lembaga pendidikan pesantren dan jejaring ulama nusantara.

Islam nusantara menegaskan pentingnya dialektika tradisi dan sejarah.

Maka pesantren mengenal sanad ilmu (jalur keilmuan) dengan mencari ilmu lewat guru dan ilmunya bersambung hingga Rasulullah Saw.

Islam nusantara sangat selektif dalam ranah keilmuan dan sangat objektif soal kebudayaan.

Dalam meraih kemerdekaan Indonesia juga demikian, para ulama bersatupadu menata keilmuan dengan membakar santri agar bela negara.

Berita Rekomendasi

Dua tokoh Syarikat Islam yang berdiri 1912 bernama Haji Samanhudi adalah santri Pesantren Buntet Cirebon, dan Haji Oemar Said Tjokroaminoto adalah keturunan Kiai Hasan Besari (Pesantren Tegalsari Ponorogo).

Usaha kemerdekaan Indonesia juga bukan isapan jempol, tapi penuh dengan tirakatan dan riyadlah para Kiai.

Kiai Chabullah Said (ayah KH Wahab Chasbullah). Ramalan kemerdekaan sejati sudah ditulis di Menara Masjid Pondok Induk dan baru boleh dibuka tahun 1948 setelah Kiai Chasbullah wafat.

Saat dibuka ternyata ada tulisan empat huruf, ha, ra, ta dan min.

Ternyata itu berbunyi hurrun tammun, kemerdekaan yang sempurna. Dan memang benar 1948 Indonesia sudah diakui merdeka oleh dunia dan agresi Belanda dipukul mundur.

Kiai Abdus Syakur Senori Tuban, temen seperjuangan KH Hasyim Asyari, yang meninggal 1940 sudah meramalkan bahwa Indonesia akan kedatangan Jepang dan akan merdeka tahun 1945 M/1361 H lewat syair karangannya.

Itulah contoh dari dua Kiai yang mempunyai ketajaman dalam melihat Indonesia di masa kemerdekaan.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas