Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Hati-hati Jika Harga BBM Kembali Naik Ini Akibatnya

Langkah pemerintah yang kembali menurunkan harga BBM (premium, solar & minyak tanah) patut didukung meski dari segi waktu sebenarnya agak terlambat ka

zoom-in Hati-hati Jika Harga BBM Kembali Naik Ini Akibatnya
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengendara motor mengantre saat akan mengisi BBM di SPBU di Kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (31/3/2016). Pemerintah menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar turun masing-masing Rp500 per liter per 1 April 2016, premium menjadi Rp6.450 per liter, solar menjadi Rp5.150 per liter berlaku hingga September 2016, penetapan tersebut akan diikuti penurunan tarif angkutan publik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Ditulis oleh : Achmad Hafisz Tohir, Ketua Komisi VI DPR RI

TRIBUNNERS - Langkah pemerintah yang kembali menurunkan harga BBM (premium, solar & minyak tanah) patut didukung meski dari segi waktu sebenarnya agak terlambat karena harusnya sudah dilakukan sejak awal tahun 2016 saat harga minyak dunia jatuh di bawah U$$ 40 per barel.

Ini sesuai dengan yang di imani pemerintahan Jokowi JK sejak awal berkuasa yakni melepas harga BBM ke mekanisme pasar. Seperti diketahui bersama hal ini berpotensi melanggar pasal 33 UUD 45.

Namun langkah kebijakan pemerintah dalam menurunkan harga BBM per 1 April ini, sepanjang kepentingannya untuk masyarakat, bukan kepentingan sesaat dan citra pemerintahan semata, tentu DPR akan mendukungnya.

Dalam situasi keterupurukan ekonomi nasional saat ini, pemerintah wajib memikirkan langkah-langkah strategis yang sifatnya pro rakyat, pro marhaen kalau bahasa pemerintahan sekarang.

Tugas pemerintah tak hanya dengan menurunkan harga BBM lantas tanggung jawab pemerintah selesai terhadap nasib rakyat.

Pemerintah harus konsen terhadap perkembangan ekonomi secara nasional, khususnya terkait daya beli masyarakat yang menurun, harga sembako yang melambung tinggi serta kelangkaan suply and demand terhadap kebutuhan masyarakat terutama masyarakat Indonesia timur wabil khusus lagi Papua, Papua Barat yang masih terisolir.

Berita Rekomendasi

Belum lagi biaya pendidikan yang semakin mahal dan tidak terjangkau oleh rakyat kecil.

Biaya kesehatan yang tak bisa sepenuhnya di cover BPJS kesehatan terutama buruknya pelayanan BPJS jadi problematik baru bagi pemerintah. Hal tersebut jauh lebih penting ketimbang kebijakan yang sifatnya hanya fluktuatif dan bersifat jangka pendek.

Kembali ke soal BBM, wacana penghapusan BBM premium dari pasaran, hal ini boleh saja dilakukan pemerintah jika keinginan menghapus premium oktan 88 ini tetapi di ganti dengan yang lebih baik kualitasnya.

Misalnya dengan oktan 90 seperti pertalite dan ini harus disubsidi pemerintah. Rezim subsidi ini dijamin oleh konstitusi, tak boleh semuanya di liberalisasi dan dilepas ke mekanisme pasar.

Bila kenaikan harga BBM terjadi lagi setelah saat ini diturunkan karena fluktuasi harga minyak dunia dan rencana penghapusan premium ini dilaksanakan maka efek berantainya adalah harga barang kembali naik. Karena diakibatkan komponen harga barang itu meliputi biaya transportasi dan listrik yang ikut naik.

Ujungnya harga harga jadi tidak terjangkau oleh masyarakat dan berefek pada melemahkan daya beli serta mengurangi konsumsi masyarakat.

Akibat berikutnya adalah kegiatan ekonomi melemah dan target penerimaan negara turun karena konsumsi menurun.

Untuk itu kami mendesak pemerintah untuk fokus benar mengatasi persoalan ekonomi yang berkaitan langsung dengan hidup rakyat kecil ini.

Jangan sampai di berlakukannya pasar bebas ASEAN (MEA), rakyat kecil makin terpinggirkan. 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas