Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Masyarakat Adat Dayak Nasional Belum Telorkan Solusi

Mungkin banyak kalangan umum yang tidak tertarik menyimak isi tulisan ini, dan memang itu adanya.

zoom-in Masyarakat Adat Dayak Nasional Belum Telorkan Solusi
youtube
majelis adat dayak nasional (MADN) 

Ditulis oleh : Fornestor Mindaw

TRIBUNNERS - Mungkin banyak kalangan umum yang tidak tertarik menyimak isi tulisan ini, dan memang itu adanya.

Namun penulis selalu berusaha mengekspos tulisan-tulisan yang menyangkut persoalan masyarakat lokal yang jarang muncul di media-media arus utama.

Padahal, hal ini sama pentingnya untuk segera diselesaikan karena menyangkun masa depan sebuah generasi anak manusia.

Pada titik-titik tertentu juga mungkin ada kesamaan dengan komunitas-komunitas masyarkat lokal yang lainnya dan bahkan mewakili permasalahan yang sama.

Baiklah, berikut kisah dari kaum kami.

Ketika pelantikkan pengurus Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) di Pontianak yang belum lama ini dilakukan (7 April 2016), banyak kalangan mendiskusikan mengenai arah gerak dari lembaga ini.

Berita Rekomendasi

Di media sosial bertebaran berbagai dukungan, saran sampai pada kritik yang keras terhadap kontribusi lembaga yang dibentuk pada tahun 2001 ini terhadap kaum Dayak yang dianggap masih tertinggal.

Riak-riak perbedaan pendapat yang menyasar MADN memiliki beberapa muara seperti program transmigrasi di Kalimantan, perampasan terhadap tanah-tanah adat, sampai konflik-konflik antara masyarakat adat dan perusahaan-perusahaan tambang serta perkebunan kelapa sawit.

Namun secara umum, MADN sebagai lembaga adat sekaligus organisasi yang merasaselalu bergerak dan berada di depan masyarakat Dayak. Setidaknya seperti itu pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan MADN, Agustin Teras Narang.

Banyak kita beranggapan bahwa belum terlihat maksimal hasil geraknya untuk pemberdayaan kaum Dayak di tanahnya sendiri.

Anggapan ini misalnya, karena hanya kaum “tua” dan elit lokal Dayak saja yang sejauh ini mampu bersuara di dalam lembaga itu, sementara belum mampu menghasilkan apa-apa untuk kemajuan kaum.

Sebagai lembaga adat, MADN seolah menjadi instrument tokoh-tokoh tua Dayak untuk “menjadi” tradisional dengan cara yang modern.

Bagaimanapun, tidak bisa dipungkiri bahwa secara organisasi lembaga ini disusun sedemikian rupa untuk memperkuat nilai ke-Dayakan dengan mengadopsi sistem legal-formal ala solidaritas organis.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas