Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kartini Modern dengan Segudang Prestasi
Beberapa nama tokoh perempuan mengisi lembaran sejarah bangsa kita, Tribuwana Tungga Dewi, Christina Martha Tiahahu dari Maluku, Cut Nyak Dhien, dan
Ditulis oleh : Dewi Batubara, Aktivis Perempuan
TRIBUNNERS - Beberapa nama tokoh perempuan mengisi lembaran sejarah bangsa kita, Tribuwana Tungga Dewi, Christina Martha Tiahahu dari Maluku, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia dua srikandi Aceh, juga Raden Ajeng Kartini, yang hari jadinya akan kita rayakan Kamis (21/4/2016).
RA Kartini beliau lahir tanggal 21 April 1879 dan meninggal pada 17 September 1904. Berati sudah hampir 112 tahun pejuang perempuan itu wafat.
Akan tetapi namanya masih dikenal, dan hari lahirnya pun selalu diperingati setiap tahunnya.
Walaupun Kartini wafat di usia yang cukup muda di usia 25 tahun, akan tetapi ia telah menetapkan pijakan bagi setiap wanita untuk berperan dalam kehidupannya.
Walaupun kartini lahir dari golongan keluarga yang terhormat dan terpelajar tetapi tidak menyurutkan niat yang luhur untuk memperbaiki nasib perempuan pribumi yang pada saat itu tidak bisa mengenyam pendidikan yang baik dan sistem yang ada pada saat itu sangat mengambat kemajuan perempuan di zamannya.
Dahulu kaum perempuan hanya diberi stigma sumur, kasur, dan dapur oleh masyarakat.
Buku Kartini yang berjudul, Door Duistemis Tot Lichf (Habis Gelap Terbitlah Terang) yang terbit kali pertama tahun 1922, bahkan masih terasa pengaruhnya hingga sekarang.
Seiring perkembangan zaman, kaum perempuan di dunia khususnya Indonesia, dapat duduk sejajar dengan kaum pria dalam berbagai bidang kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial.
Kartini masa kini sudah tidak bisa di hitung lagi prestasi yang dicapai, baik ranah politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya.
Diranah politik keterwakilan perempuan untuk memperjuangkan nasib kaumnya dan masyarakat dinilai sangat positif.
Di bidang ekonomi, perempuan kini bukan hanya sebagai ibu rumah tangga biasa tetapi juga ikut membantu suami bekerja.
Disektor pendidikan kaum Kartini sudah banyak menjadi profesor, dosen dan lain sebagainya.
Dan di rumah tangga Kartini menjelma sebagai ibu rumah tangga yang harus merawat anak dan siap sedia dan bertanggung jawab atas pendidik untuk anak-anaknya agar dapat berguna bagi bangsa, negara, dan agama serta menjadi ibu bangsa.
Jadi sudah selayaknya kita sebagai perempuan harus memiliki segudang prestasi yang membanggakan.
Semangat Kartini harus ditularkan kepada kaum-kaum muda, karena jangan sampai mereka nanti tidak tahu akan sejarah panjang perjuangan Kartini.
Semangat untuk bisa membantu dan berbuat untuk orang lain, semangat untuk bisa berprestasi di berbagai bidang lini kehidupan, dan semangat sebagai ibu yang bisa mendidik anak-anaknya dan menjadi ibu bangsa di era kekinian.
Selamat hari Kartini!