Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Bambu Unik Itu Mahal Bos!
Ketika saya mengunggah postingan bambu unik “Kepala Banteng” dan “Kepala Burung Garuda” dengan mahar Rp. 9 juta dan Rp.3 juta
Editor: Toni Bramantoro
Oleh: Alex Palit
Ketika saya mengunggah postingan bambu unik “Kepala Banteng” dan “Kepala Burung Garuda” dengan mahar Rp. 9 juta dan Rp.3 juta, ada yang mengucap kok mahal ya.
Kenapa mahal? Yang pasti bambu unik ini bukan bambu sembarangan atau sembarang bambu, karena bambu ini memiliki spesifikasi bentuk yang unik dan langka tidak ada duanya.
Yang pasti pula, bambu unik adalah karya seni alami dengan segala keartistikannya tumbuh dan terbentuk secara alami, dalam artian bukan terbentuk dari hasil rekayasa tangan manusia.
Kalaupun kemudian menjadikannya mahal, karena untuk mendapatkan bambu unik apalagi dengan speesifikasi bentuk yang langka tidaklah gampang.
Walau kita sering menjumpai keberadaan pohon bambu ini di sekitar lingkungan kita, tapi belum tentu menemukan jenis bambu berkriteria unik.
Bahkan dari satu barongan (rumpun) bambu yang bisa ditumbuhi puluhan batang, belum tentu muncul bambu uniknya. Kalau belum jodohnya tidak bakal ketemu.
Selain itu, untuk berburu bambu unik ini butuh nyali tersendiri, karena jangan kaget kalau mendapati adanya ular. Di mana pohon bambu sering dijadikan tempat bersarang ular.
Dan jangan kaget ini pula bila mengalami kejadian aneh di luar nalar, terutama kalau Anda berburu bambunya di lokasi terbilang tempat angker.
Dari tingkat keunikan dan keartistikannya sebagai karya seni alami, sampai tingkat kesulitan untuk mendapatkan jenis bambu-bambu unik yang kemudian menjadikan bambu ini mahal.
Uniknya pula, seperti di grup fesbuk “Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara” (KPBUN), kerap ada postingan atau pertanyaan bambu ini kegunaan atau manfaatnya buat apa. Ada pula yang menanyakan bambu ini khasiat buat apa? (Baca; “Bambu Ini Khasiatya Buat Apa?” – Tribunnews.com, 13 April 2016).
Dari pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa jenis bambu-bambu unik ini diyakini kegunaan, manfaat atau khasiat tertentu, selain keunikan bentuk wujudnya. Bahkan apa pula yang meyakini bahwa bambu unik dan terbilang langka ini memiliki tuah atau kekuatan energi alami.
Tak heran bila kemudian banyak ajuan pertanyaan bambu ini kegunaan, manfaat atau khasiatnya buat apa?
Beruntung di KPBUN ada anggotanya yang salah satunya punya kemampuan indera terawang melihat grafik gelombang energi (GGE) bambu, apakah netral, positif atau negatif.
Seperti komentarnya di sepasang bambu “Kepala Banteng”, menyebutkan bahwa bambu tersebut memiliki GGE netral kuat, yang mampu meredam GGE negatif maupun GGE positif-negatif berulang-ulang.
Begitu halnya dengan bambu “Kepala Burung Garuda”, GGE-nya netral, cukup kuat dan mampu meredam GGE negatif maupun GGE positif-negatif berulang-ulang. Sifat GGE netral berarti menunjukkan bahwa barang ini “aman” untuk manusia, berenergi positif.
Soal apakah bambu dengan spesifikasi bentuk unik ini juga punya tuah atau energi bawaan alami dari sononya, semua itu dikembalikan kepada wilayah keyakinan personal masing-masing orang meyakininya. Semua itu wallahualam. Yang penting keyakinan itu tidak mengarah ke musyrik.
Tapi setidaknya di sini kita bisa membaca, mengagumi tanda-tanda atas kebesaran alam dan bukti-bukti kebesaran Sang Maha Pencipta, kendati lewat sepotong bambu.
Manusia tidak akan mampu menjangkau membuka tabir misteri Dzat Allah, tapi cukup dengan mentafakuri. Lewat tanda-tanda kebesaran alam ini akan semakin menebalkan iman dan ketakjuban kita akan kebesaran Tuhan Semesta Alam sebagai Sang Maha Pencipta – Sanghyang Khaliq.
Begitu ceritanya, kenapa bambu unik itu mahal bos!
* Alex Palit, citizen jurnalis, admin “Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara” (KPBUN)*