Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tips Memilih Video Game Untuk Anak
Permainan yang dulunya berupa aktivitas fisik, sekarang beralih ke digital. Anak anak generasi 90 an kebawah masih bisa merasakan serunya bermain perm
Penulis: Septian Alfarizi
TRIBUNNERS - Permainan yang dulunya berupa aktivitas fisik, sekarang beralih ke digital. Anak anak generasi 90 an kebawah masih bisa merasakan serunya bermain permainan tradisional seperti layang-layang, petak umpet, gobak sodor, betengan, dan berbagai permainan tradisional lainnya.
Namun anak anak generasi sekarang (2000 keatas) sedikit atau bahkan hampir tidak ada yang memainkan permainan tradisional seperti yang disebutkan diatas tadi.
Mereka lebih memilih memainkan videogame menggunakan platform game seperti konsol game, PC, maupun smartphone.
Para orangtua lebih memilih untuk membelikan anak anaknya barang barang tersebut karena dengan itu para orangtua lebih mudah dalam mengawasi anak serta mencegah terjadinya penculikan anak seperti yang terjadi akhir akhir ini.
Karena anak anak masih belum bisa menyeleksi apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang, mereka cenderung meniru apa yang ada didalam videogame yang mereka mainkan.
Tentunya ini sangat berbahaya bagi anak anak apabila mereka tidak didampingi oleh orangtua.
Terlebih lagi apabila mereka memainkan videogame yang tidak diperuntukkan oleh anak seusianya. Bisa saja anak anak melihat konten kekerasan, narkotika, seksualitas, dan konten konten lainnya yang diperuntukkan oleh orang dewasa.
Berikut pengkategorian videogame menurut ESRB.
1. Early Chilhood
Kategori early chilhood pada videogame menandakan bahwa game tersebut layak untuk dimainkan oleh anak anak mulai usia 3 tahun.
Konten yang ada didalamnya tidak berbahaya untuk anak anak. Beberapa dari videogame dengan kategori early chilhood berisi edukasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran anak 3 tahun keatas.
Contoh videogame yang termasuk kategori early chilhood antara lain Nickelodeon BINGO, Curious George Multi-Pack, Dora's World Adventure.
2. Everyone
Pada videogame dengan kategori everyone, konten yang ada didalamnya cocok untuk umur 6 tahun keatas. Meskipun terdapat unsur kekerasan ringan, kekerasan fantasi dan bahasa yang sedikit kasar, namun hal tersebut masih tergolong aman. Contoh videogame yang termasuk kategori everyone yaitu Football Manager 2016, RollerCoaster Tycoon World, Farm Expert 2016.
3. Everyone 10+
Pada kategori Everyone 10+, konten yang ada pada videogame sedikit lebih berat daripada yang terdapat di kategori Everyone, namun tidak terlalu berat.
Videogame dengan kategori ini bisa dimainkan oleh anak umur 10 tahun keatas. Pada kategori ini terdapat darah namun dalam warna lain, lebih banyak unsur kekerasan maupun kekerasan fantasi daripada kategori everyone.
Contoh videogame yang termasuk kategori everyone 10+ adalah, Tower of Guns: Special Edition, LEGO Marvel's Avengers, Hitman GO: Definitive Edition.
4. Teen
Videogame dengan kategori teen boleh dimainkan oleh anak berusia 13 keatas. Videogame pada kategori ini mengandung konten sedikit darah asli, muncul bahasa yang kasar namun hanya sebagian kecil saja, kekerasan ringan, humor yang kasar.
Contoh videogame yang termasuk kategori Teen antara lain Medieval II: Total War, Tomb Raider: Anniversary, ONE PIECE BURNING BLOOD.
5. Mature
Kategori Mature dalam videogame berarti game tersebut boleh dimainkan oleh umur 17 tahun keatas. Tidak cocok untuk anak anak karena konten yang ada didalamnya mengandung unsur darah dan mutilasi organ tubuh, konten seksual, penggunaan bahasa kasar yang lebih sering daripada kategori teen, perjudian, kekerasan maupun darah yang realistis dan terus-menerus, adegan menggunakan tembakau, alkohol, dan obat obatan terlarang. Contoh videogame yang termasuk dalam kategori mature yaitu Dark Souls III, Call of Duty, Sleeping Dogs.
6. Adult Only
Videogame dengan kategori adult only hanya boleh dimainkan oleh umur 18 tahun keatas, bahkan di beberapa negara harus mencapai umur 21 tahun terlebih dahulu untuk bisa memainkannya.
Kategori ini sangat tidak cocok untuk anak anak karena mengandung konten yang lebih keras dari kategori mature. Adegan kekerasan, munculnya darah dan mutilasi organ, konten seksual yang lebih mendalam, sering ditampilkan pada videogame kategori ini.
Contoh videogame dengan kategori adult only antara lain Manhunt 2, Lula 3D, Grand Theft Auto: San Andreas.
Pengkategorian videogame menurut ESRB seperti yang ada diatas dapat dijadikan sebagai referensi dalam menentukan videogame mana yang layak untuk dimainkan anak anak.
Untuk kategori everyone sampai teen, alangkah lebih baiknya apabila orangtua mendampingi anak-anak dalam memainkan videogame.
Selain itu juga jangan sekali kali memilih vieogame dengan kategori mature dan adult only untuk anak anak. Hal ini dilakukan untuk mengarahkan dan mencegah supaya hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
Tidak hanya kategori videogame, orangtua juga harus memperhatikan deskripsi konten yang ada dalam videogame, deskripsi singkat game, atau bahkan memainkan suatu videogame sebelum dimainkan oleh anak anak untuk mengetahui apakah suatu videogame layak untuk dimainkan oleh anak anak.
Selain itu, orangtua juga harus berperan aktif dalam mengawasi anak disaat bermain game online, karena sudah terjadi banyak kejadian yang tidak diinginkan karena game online.
Sebenarnya bukan game onlinenya yang berbahaya, namun karena adanya oknum oknum yang tidak bertanggung jawab yang bisa saja menjerumuskan pemainnya menjadi korban ataupun menjadi pelaku tindak kejahatan.
![Baca WhatsApp Tribunnews](https://asset-1.tstatic.net/img/wa_channel.png)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.