Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Ratu Melahirkan Badak Betina di Way Kambas

Pada Kamis, 12 Mei 2016 pukul 05.40 WIB Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) bernama Ratu telah melahirkan anak betina di Suaka Rhino Sumatera (S

Ditulis oleh : Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Novrizal. 

TRIBUNNERS - Pada Kamis, 12 Mei 2016 pukul 05.40 WIB Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) bernama Ratu telah melahirkan anak betina di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas.

Anak badak ini merupakan hasil dari perkawinan badak Ratu dan badak Andalas.

Proses kelahirannya mulai pukul 03.55 WIB saat Ratu menunjukan pecahnya air ketuban. Kemudian pada pukul 04.30 WIB kantong amnion sudah mulai terlihat keluar diikuti dengan keluarnya kaki belakang pada pukul 05.31 WIB.

Kelahiran bayi badak tersebut terjadi pada pukul 05.40 WIB dengan posisi lahir presentasi posterior dimana kaki belakang keluar lebih dahulu. Bayi badak ini mulai berjalan pada pukul 06.37 WIB dan menyusu pertama pada pukul 07.37 WIB.

Pasca kelahiran anak kedua Ratu, semua berjalan baik-baik saja. Walaupun pada saat proses kelahirannya, adik Andatu tersebut sempat mengalami kesulitan dalam bernafas dan posisi lahirnya pun tidak sebagaimana mestinya, tapi selanjutnya semua berjalan sesuai yang diharapkan.

Dia bergerak normal dan mencoba memahami lingkungan sekitarnya, sampai akhirnya bisa menyusui induknya.

Berita Rekomendasi

Di hari kedua pasca kelahiran, pergerakkan bayi badak semakin banyak. Dia mulai mengikuti gerak-gerik induknya dan sesekali berjalan di belakang induknya. Dia juga mulai mengelilingi lingkungan sekitarnya sendiri. Aktivitas menyusui juga semakin sering di lakukan.

Terlihat hubungan yang erat antara Ratu dan si bayi badak. Ada saat dimana mereka saling bertatapan dan tidur berdampingan.

Pada hari ketiga bayi badak tersebut sudah mulai berlari-lari kecil, melompat-lompat dan kedapatan memakan kotoran induknya. Menurut dokter hewan gejala ini adalah untuk membentuk flora anti penyakit di dalam badan si bayi badak.

Seluruh proses ini diawasi oleh perawat satwa, Drh Zulfi Arsan, dan Drh Ni Made Ferawati masing-masing dari Yayasan Badan Indonesia (YABI) serta didampingi oleh Drh Scott Citino dari Kebun Binatang White Oak, Amerika Serikat, dan perawat satwa senior Paul Reinhart dari Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat yang telah berpengalaman mendampingi seluruh kelahiran anak badak sumatera di penangkaran alami.

Dalam proses menunggu kelahiran juga didampingi oleh Drh Benn Bryant dari Kebun Binatang Taronga Western Plains, Australia.

Pada kehamilan kedua ini, Ratu mendapatkan tambahan hormon penguat kehamilan "regumate", yang diberikan melalui makanan setiap harinya.

Selain itu, jenis, variasi dan jumlah asupan pakan yang diberikan diperhatikan untuk mencukupi kebutuhan Ratu.

Selama dalam masa kehamilan ini pemeriksaan kesehatan kehamilan juga dilakukan secara rutin dengan alat Ultrasound (USG) minimal 4 kali setiap bulannya dan sejak pertengahan bulan April 2016 pemeriksaan dilakukan lebih intensif yaitu 3 hari sekali.

Sebelum kelahiran kali ini, pada tahun 2012, di SRS telah lahir anak badak sumatera jantan bernama Andatu yang merupakan anak badak pertama yang lahir di penangkaran habitatnya (Asia) di Indonesia, 124 tahun setelah kelahiran badak sumatera di Kalkuta.

Selain itu badak betina lain di SRS yang bernama Rosa yang sudah dipelihara sejak 2005 bulan Maret dan April telah berhasil melakukan perkawinan dengan Andalas walaupun belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Saat ini badak jantan lain yang bernama Harapan yang datang dari Amerika Serikat pada bulan November 2015 masih dalam proses adaptasi alamiah dan diharapkan mampu segera mengikuti jejak Andalas untuk menjadi bapak dari anak-anak badak sumatera berikutnya.

Adapun badak betina lain yaitu Bina juga diharapkan masih dapat memberikan keturunan. Bina adalah satu-satunya badak sumatera yang masih hidup yang berasal dari program penyelamatan badak sumatera antara tahun 1985-1991.

Sampai saat ini Bina masih dalam kondisi yang sehat dan memberikan siklus reproduksi yang baik.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas