Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Bonus Demografi Bisa Membuat Indonesia Unggul dalam MEA
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara k
Penulis: Fitria ramadhani
TRIBUNNERS - Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan terkait dengan hal kependudukan.
Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di Indonesia dan sebagainya membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan masyarakat Indonesia.
Pertumbuhan penduduk Indonesia menjadi salah satu penyebab utama terjadinya ledakan penduduk di Indonesia. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya cepat.
Pertumbuhan pendududuk Indonesia sebesar 1,49% per tahun (berdasarkan sensus penduduk tahun 2010) yang diselenggarakan oleh BPS.
Selama 25 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia telah meningkat menjadi hampir dua kali lipat yaitu dari 119,2 juta pada tahun 1971 menjadi 195,29 juta pada tahun 1995 dan menjadi 198,20 juta pada tahun 1996.
Sementara ini jumlah populasi penduduk tertinggi di kawasan Asia Tenggara kini dipegang oleh negara Indonesia dengan jumlah penduduk sebesar 235,5 juta jiwa.
Sangat jauh berbeda dengan negara Brunei Darussalam yang merupakan negara dengan jumlah populasi terendah dengan penduduk berjumlah 0,4 juta jiwa.
Komposisi penduduk Indonesia yang memiliki karakteristik penduduk muda yang besar, telah mendatangkan keuntungan demografi.
Keuntungan demografi atau yang sering disebut sebagai bonus demografi merupakan fase dimana jumlah penduduk usia produktif memiliki proporsi yang besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif.
Kecenderungan ini terlihat dari angka dependency ratio yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Bonus demografi yang dimiliki Indonesia sekarang ini menjadi tantangan besar untuk masa depan dan perubahan Indonesia.
Saat ini, Indonesia memiliki 67 juta anak muda berumur 10-24 tahun.
Mereka inilah yang akan menjadi pemimpin dan penggerak pembangunan Indonesia pada fase bonus demografi tahun 2020-2030.
Jumlah anak muda yang melimpah ini juga menjadi incaran tenaga produktif negara-negara maju yang kekurangan anak muda.
Sehingga bisa menjadi keuntungan yang besar jika Indonesia mampu merespon permintaan pasar tenaga kerja global.
Saat ini bonus demografi pun dikait-kaitkan dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) yaitu realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas.
Dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi, mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas, mefasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan baka,; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN.
Sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN, pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap negara Kamboja, Laos, Myanmar dan VietNam melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya.
Bentuk Kerjasamanya adalah, pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas, pengakuan kualifikasi profesional, konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan,langkah-langkah pembiayaan perdagangan, meningkatkan infrastruktur, pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN, mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah, meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan, pemberlakuan MEA di Indonesia akan memberikan dampak yang cukup signifikan, hal ini dapat ditinjau pada kondisi sarana maupun sumber daya tenaga kesehatan di Indonesia.
Menurut WHO pada tahun 2013, Indonesia saat ini memiliki jumlah Rumah Sakit dengan persentase 0,4 per 100.000 penduduk. Hal ini merupakan jumlah yang rendah diantara negara ASEAN lainnya.
Selain itu, rasio dokter gigi berkisar antara 0,4 per 100.000 penduduk, jumlah ini hanya unggul tipis dari Kamboja maupun Filiphina, serta Thailand dan Vietnam yang tidak memiliki data.
Indikator jumlah dokter spesialis menunjukkan rasio 8,14 per 100.000 penduduk, ini merupakan jumlah terendah diantara negara di Asia Tenggara lainnya, sebagai pembanding yakni negara Singapura yang memiliki rasio 180 per 100.000 penduduk.
Berbagai macam data tersebut, tentu memberikan pertanda bahwa Indonesia saat ini harus segera berbenah untuk memenuhi kebutuhan sekaligus pemerataan tenaga kesehatan maupun tenaga sarana kesehatan publik lainnya
Bonus demografi yang menghampiri Indonesia bisa berdampak positif, ataupun sebaliknya dapat menciptakan dampak negatif jika strategi pengelolaannya salah.
Untuk menjadikan bonus demografi menguntungkan bagi Indonesia perlu strategi yang tepat. Khususnya, strategi yang paling utama ialah peningkatan kualitas pendidikkan, kualitas kesehatan, penyediaan lapangan kerja yang cukup, dan konsistensi pemerintah dalam menekan angka fertilitas.
Yang terpenting saat ini adalah bagaimana menyeimbangkan antara kuantitas dan kualitas untuk selalu dalam satu tatanan dan terformat dengan baik, sehingga dengan demikian Indonesia menjadi lebih siap menghadapi apapun dampak dari bonus demografi.
Sebagai pemuda generasi penerus bangsa pemuda Indonesia hendaknya lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia nya.
Meningkatkan kualitas seiring dengan bertambahnya kuantitas. Jadilah agent of development jadilah pendukung utama pengembangan mutu manusia dengan cara menyadari pentingnya arti pendidikkan, kesehatan serta aspek-aspek lainnya yang menyangkut pembangunan mutu manusia itu sendiri. Mari kita raih berkah dan singkirkan bencana.
Semoga Indonesia menjadi negeri berjaya dengan semangat pembangunan dan tekad kuat menuju perubahan yang lebih baik. Lebih siap menghadapi degradasi apapun termasuk degradasi moral dan hal lainnya.