Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Penggalian Kuburan Masal Korban G 30 S PKI Perbuatan Melanggar Hukum

Hingga saat ini pemerintah belum memiliki landasan hukum untuk menyelesaikan masalah korban G 30 S PKI. Namun demikian pemerintah getol melakukan ber

zoom-in Penggalian Kuburan Masal Korban G 30 S PKI Perbuatan Melanggar Hukum
Harian Warta Kota/henry lopulalan
HARI KESAKTIAN P ANCASILA - Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana berkelililing usai memimpin upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (1/10). Hari Kesaktian Pancasila diperingati untuk mengenang jasa tujuh pahlawan revolusi korban peristiwa G30S/PKI tahun 1965. Warta Kota/henry lopulalan 

Ditulis oleh : Petrus Selestinus, Avokat dan Kordinator TPDI

TRIBUNNERS - Hingga saat ini pemerintah  belum memiliki landasan hukum untuk menyelesaikan masalah korban G 30 S PKI. Namun demikian pemerintah getol melakukan berbagai langkah termasuk terhadap kebijakan penggalian kembali kuburan masal para korban G 30 S PKI untuk tujuan yang terlalu sumir alias tidak substantif. 

Perlunya landasan hukum untuk menggali kembali kuburan masal para korban, didasarkan kepada beberapa pertimbangan antara lain, pertama soal semangat penyelesaiannya adalah pengungkapan kebenaran dan rekonsoliasi.

Kedua pendataan kembali lokasi, jumlah kuburandan siapa yang mengelola dan bertanggung jawab atas lahan kuburan para korban G 30 S PKI itu selama ini.

Ketiga harus diatur mekanisme atau tata cara penggalian kuburan masal para korban G 30 S PKI, karena harus dibedakan dari penggalian kuburan untuk tujuan pengungkapan kebenaran dan rekonsoliasi dan untuk pengungkapan sebab-sebab kematian seseorang dalam suatu tindak pidana.

Keempat penggalian kembali kuburan masal para korban, dimaksudkan untuk memberi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan bagi para korban dalam peristiwa G 30 S PKI sebagai  wujud tanggung jawab negara, ketimbang sekedar ajang pembuktian akibat perdebatan segelintir elit dengan segala subyektifitasnya soal kebenaran kuburan masal itu sendiri.

Kalau penggalian kembali kuburan masal para korban pembunuhan itu hanya sekedar proses pembuktian untuk meyakin kelompok pihak yang menyangkal atau berbeda pendapat, maka harapan masyarakat agar adanya suatu penyelesaian secara menyeluruh melalui sebuah rekonsoliasi nasional, nampaknya semakin jauh bahkan tidak akan membawa manfaat apapun bagi para korban, ahli waris, masyarakat luas dan juga bagi sejarah bangsa ini. 

Berita Rekomendasi

Karena sejarah menuntut adanya fakta-fakta dan fakta-fakta menuntut proses lebih lanjut berupa pertangungjawaban secara menyeluruh dan tuntas dari negara, terhadap dosa-dosa pemerintahan Orde Baru ketika menghadapi persoalan komunis di Indonesia pada tahun 1965.

Pemerintah harus menentukan kriteria korban G 30 S PKI, mengingat terdapat sebagian warga masyarakat yang mati dibunuh oleh aparat pemerintah dan kelompok masyarakat tertentu karena diduga terlibat dalam kegiatan PKI dan sebaliknya terdapat sebagian anggota masyarakat yang dibunuh oleh PKI karena menolak menjadi pengikut PKI.

Dua-duanya harus menjadi tanggung jawab konstitusional negara atau pemerintah, sebagai konsekuensi dari amanat Pembukaan UUD 45 yaitu  bahwa negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Dan dalam UUD 45 disebutkan negara menjamin segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Karena itu kriteria para korban G 30 S PKI, perlu diperjelas dan harus dirumuskan secara adil, sehingga dengan demikian maka persoalan penggalian kembali kuburan masal para korban G 30 S PKI harus ditempatkan sebagai salah satu komponen dalam satu kesatuan paket  pertanggungjawaban konstitusional negara.

Bukan sebagai bagian dari proses pembuktian perdebatan segelintir elit di Jakarta.

Tragedi 1965, adalah sebuah kejahatan politik dan kemanusiaan yang berkategori genosida. Sebagai sebuah kejahatan politik dan kemanusiaan, apalagi berkategori genosida, maka siapapun pelakunya, negara harus hadir dan tampil ke depan demi mewujudkan tanggung jawab kosntitusional (secara sosial, hukum dan poltik ), tidak hanya kepada para korban dan ahli warisnya akan tetapi juga kepada masyarakat luas demi meluruskan fakta-fakta sejarah yang selama ini dicoba digelapkan oleh kekuatan-kekuatan tertentu dengan menggunakan jaring kekuasaan formal dalam pemerintahan.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas