Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Indahnya Sikap Toleransi di Bulan Suci
Indonesia memang bukanlah negara agama, akan tetapi sejak kemerdekaan, dulu disepakati bahwasanya Indonesia sebagai negara yang menganut sistem demok
Akibat nya, para pemilik rumah makan dan restauran yang sudah menjadi mata pencaharian sehari-hari biasanya memilih cara sembunyi-sembunyi menjalankan bisnis kulinernya.
Inilah yang kemudian di gelai publik sebagai warung makan remang-remang. Sebab, pandangan dari depan, rumah makan dan restauran itu seolah-olah tertutup tapi di bagian dalamnya beroperasi seperti biasa.
Konyolnya, konsumen yang melakukan praktik makan, minum dan merokok di rumah makan dan restoran, itu justru mayoritas dari kalangan umat Islam sendiri.
Inilah cerminan kualitas iman sebagian penganut Islam yang justru tega membohongi diri sendiri, dan lebih-lebih lagi tak punya perasaan malu pada Allah Yang Maha Kuasa yang semestinya ditaati segala perintah dan larangannya.
Di negara-negara lain termasuk Malaysia yang menyatakan diri sebagai negara Islam, justru pluralitas warga yang beragam agama, itu memberlakukan praktik hukum Islam secara progresif.
Rumah makan dan restoran termasuk tempat hiburan, itu dibiarkan beroperasi seperti biasa tanpa ada larangan atau pembatasan.
Namun, sikap tegas aparat pemerintah dan keamanan semata-mata ditujukan bagi umat Islam yang memasuki rumah makan, restauran dan tempat hiburan tanpa basa-basi.
Bagi umat Islam yang tertangkap tangan melanggar aturan agama Islam itu, justru dikenakan hukuman. Terbukti cara-cara penegakan hukum dan disiplin begitu cukup ampuh, dan dalam rentang waktu bertahun-tahun secara nyata memunculkan sikap malu melanggar aturan agama Islam.
Begitu pula, orang-orang non Islam di negeri jiran itu sudah terbiasa pula bertoleransi dengan cara tidak melakukan praktik makan, minum dan merokok itu secara mencolok.
Sikap dan rasa menghormati orang-orang berpuasa menjadi keniscayaan dengan mengedepankan sikap empati yang tinggi.
Sikap toleransi baik seagama maupun berlainan agama pada bulan suci Ramadan, sesungguhnya begitu mudah dilaksanakan.
Sikap menahan lapar dan dahaga yang diperankan oleh umat Islam secara mudah dapat disikapi oleh orang-orang sekitar yang kebetulan tidak berpuasa.
Sebaliknya, sikap emosi orang-orang berpuasa yang bisa saja mudah tersulut bisa pula disikapi dengan mengedepankan sikap dan rasa sabar sebagai batu ujian yang dapat mengantarkan diri menjadi orang-orang yang bertakwa kepa da Allah Subhanahu wataala.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.