Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ahok Bisa Catat Rekor: Calon Perseorangan dengan Dukungan Sejuta Pemilih
Apabila ada tambahan partai politik yang mendukung Ahok, jadikan baris kedua untuk menambah kekuatan masyarakat yang mencalonkannya.
Editor: Y Gustaman
Hormati Pemilih, Dukungan Parpol Menjadi Baris Kedua.
Masykurudin Hafidz, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak mudah bagi siapapun untuk maju melalui jalur perseorangan. Dukungan partisipatif masyarakat lebih sering jatuh kepada praktik mobilisasi pemilih.
Hasilnya, begitu pemungutan suara selesai, tidak jarang calon perseorangan memperoleh suara justru dibawah angka jumlah KTP yang dikumpulkannya.
Alternatif masyarakat pemilih memang tidak banyak. Harapan akan adanya ragam pilihan calon dari partai politik sulit terwujud. Kehendak partai politik dalam pencalonan masih elitis, jangka pendek dan pertimbangan modal kampanye yang kuat.
Koalisi yang dibangun juga semata-mata mencari kemenangan, tidak menyisakan kaderisasi tunas-tunas muda untuk meraih kekuasaan apalagi merepresentasikan kepentingan masyarakat lokal.
Jalur nonpartai politik, yakni perseorangan kini juga kian tak mudah. Tujuan undang-undang baru agar setiap individu nyata mendukung calon tertentu, pada akhirnya memberikan tugas kepada KPU untuk menyiapkan tenaga ekstra.
Dengan waktu yang terbatas dan syarat yang ketat, siapapun yang menempuh jalur perseorangan akan menghadapi jalan terjal.
Dalam situasi di mana dunia politik banyak dihindari karena sedang berkubang dengan korupsi, terdapat gerakan politik yang tujuannya sama persis memperebutkan kekuasaan. Salah satunya adalah Teman Ahok, yang telah mengumpulkan dukungan hampir 1 juta KTP.
Gerakan partisipatif (atau bahkan mobilisasi) ini patut dihormati. Dengan berbagai latar belakang dan tujuan, Ahok perlu bersedia dicalonkan melalui jalur perseorangan, tidak perlu plin plan.
Apabila ada tambahan Partai Politik yang mendukung, jadikan baris kedua untuk menambah kekuatan masyarakat yang mencalonkannya.
Soal kalah menang itu nomor dua. Dan Ahok harus siap dengan segala kemungkinannya. Bagaimana mengakomodasi aspirasi masyarakat Jakarta itu yang utama.
Kalaulah Ahok pada akhirnya kalah, setidaknya dia akan tercatat dengan tinta emas dalam rekor yang diraihnya; calon perseorangan dengan dukungan sejuta pemilih.