Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Akselerasi Partai Politik Pilkada Jakarta
Secara matematis, empat pasangan calon mewakili unsur DPRD dapat muncul dalam Pilkada DKI Jakarta.
Editor: Y Gustaman
Masykurudin Hafidz, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Secara matematis, empat pasangan calon mewakili unsur DPRD dapat muncul dalam Pilkada DKI Jakarta. Dengan syarat kepemilikan 22 kursi dari total 106 kursi untuk mengajukan calon, sangat potensial akan adanya jumlah pasangan calon yang maksimal.
Apabila kondisi itu terwujud, maka terdapat 4 calon gubernur dan 4 calon wakil gubernur dari unsur DPRD yang jelas dapat mengakomodasi hampir seluruh kepentingan pemilih Jakarta. Selain meningkatkan partisipasi pemilih, jumlah pasangan calon yang maksimal akan menguatkan legitimasi calon pemimpin Jakarta. Para tokoh-tokoh yang sudah berniat sejak awal untuk ikut berkompetisi, juga semakin banyak yang bisa diakomodir.
Semakin dini partai politik menentukan calon, semakin panjang waktu dan peluang calon tersebut untuk melakukan pendekatan dan menyerap aspirasi pemilih Jakarta. Sebaliknya, jika partai politik menentukan pasangan calon di menit terakhir, maka calon tidak dapat banyak bergerak untuk menghimpun kepentingan pemilih.
Kondisi inilah yang ditunjukkan oleh partai politik Jakarta. Keraguan bahkan ketidakpercayaan diri menyelimuti partai-partai politik sehingga saling menunggu satu sama lain. Bahkan sebagian kader partai politik sibuk merespon gerakan pencalonan perseorangan daripada mempersiapkan calon yang diusungnya sendiri.
Padahal, apabila setiap partai politik merepresentasikan aspirasi pemilihnya sejak awal secara baik, maka peluang calon perseorangan dengan sendirinya mengecil. Segala ketidakpuasan warga dapat diminimalisir dengan mengakomodasi aspirasi sekuat-kuatnya, tak terkecuali siapa yang diinginkan oleh masyarakat untuk menjadi pemimpinnya.