Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Malaysia Belajar Membangun Negeri dari Negara yang Pernah Jajah Mereka
Para pemimpin di Negara Malaysia dalam membangun Negara rupanya banyak belajar dari Negara Jajahan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Penulis: Tarmizi A. Gani/HUMAS PT BAS
TRIBUNNERS - Para pemimpin di Negara Malaysia dalam membangun Negara pihaknya banyak belajar dari Negara Jajahan.
Para pemimpin di Negeri Jiran tersebut dalam menata kota maupun dalam menjalankan sistem pemerintahan sidikit belajar dari Negara jajahan yaitu Inggris.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Dato Shahlan Bin Ismail Director Strategi Planning Division Prime Minister Office di Kantor Perdana Menteri Malaysia, di Putra Jaya, Selangor, Jumat (15/7/2016), dalam diskusi terbuka dengan para rombongan wartawan dari Kabupaten Bireuen.
Tiba pukul 01.00 waktu Malaysia, bergerak dari Bandara Internasional KLia 2 menuju Mesjid Besi di Putra Jaya. Usai melaksanakan shalat Jumat rombongan Muhibah Wartawan Bireuen yang difasilitasi PT. Buana Aceh Sejahtera (PT. BAS) menuju Kantor Perdana Menteri Malaysia.
Di Kantor Perdana Menteri, peserta rombongan dijamu makan siang, setelah itu Dato Shahlan Bin Ismail Director Strategi Planning Division Prime Minister Office berbagi cerita dengan para insan pers dari Bireuen, menampilkan sebuah Vidio dilayar infokus, Dato Shahlan membagi cerita tentang pembanguna kota Putra Jaya oleh Perdana Menteri.
Dikatakan dirinya, Malaysia dalam membangun Negara pemasukan yang paling banyak didapatkan Negaranya yaitu Uang dari Hasil Penjualan Petronas. Uang Dari Hasil penjualan Petronas itulah oleh para pemangku kebijakan di Negara Malaysia membangun gedung-gedung megah, semisal Menara kembar.
“Boleh kami bilang uang yang kami dapatkan dari hasil penjualan Petronas, kami gunakan untuk membuat gedung-gedung megah,”ungkap Dato Shahlan Bin Ismail.
Dirinya juga ingat dan amat mencintai Aceh, Aceh menurutnya punya hubungan dekat dengan Malaysia kalau dilihat semasa Kerajaan dulu, Aceh dan Malaysia punya hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara keduanya. Shahlan juga mengisahkan sering olak alik Aceh Malaysia saat Aceh dilanda Tsunami.