Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
8 Kalimat Terlarang Diucapkan Kepada Anak
Membentuk karakter anak sudah harus dimulai saat usianya masih balita. Dalam rentang waktu tersebut, anak mudah menyerap apa yang diajarkan orang tua
Penulis: Intan Indah Permana
TRIBUNNERS - Membentuk karakter anak sudah harus dimulai saat usianya masih balita. Dalam rentang waktu tersebut, anak mudah menyerap apa yang diajarkan orang tua serta lingkungan sekitarnya.
Itulah mengapa orang tua harus ekstra berhati-hati menjaga pergaulan anak ketika masih dalam periode balita. Mereka dengan mudah menyerap semua hal yang diajarkan, apakah itu hal baik atau buruk. Termasuk juga menjaga ucapan sang ibu kepada anak.
Ibu merupakan pendidik pertama untuk anak-anaknya. Cara mendidiknya adalah dengan cara lisan atau ucapan. Sayang, banyak Ibu yang justru mengeluarkan kalimat yang dapat mempengaruhi mental anak kelak. Ada kalimat yang sebaiknya ditiadakan agar karakter anak terbangun dengan baik. Apa saja? Berikut ringkasannya.
Memberikan Pernyataan Negatif tentang Diri Anak
Pernyataan negatif tentang anak akan membuat hati anak tersakiti. Bahkan ini akan melekat menjadi pribadi mereka saat sudah dewasa.
Kalimat-kalimat negatif contohnya, “Kamu anak yang pelit!”, “Kamu pemalas!”, “Kamu gendut!”, “Kamu nakal!”, dan kalimat negatif lainnya.
Mereka akan benar-benar seperti apa yang orangtua mereka katakan. Sungguh berbahaya, mengingat kata-kata seorang ibu bisa berarti doa untuk anak-anaknya.
Jangan katakan “Jangan Ganggu, Ibu Sibuk!”
Terkadang kesibukan pekerjaan baik rumah maupun kantor membuat Ibu mengabaikan anak.
Ketika anak datang menghampiri, biasanya kalimat “Jangan Ganggu, Ibu Sibuk!”, ini cukup ampuh membuat anak-anak berhenti mengganggu.
Sekilas hal ini terlihat normal. Berdasarkan penelitian dari seoarang pelatih bela diri verbal, Suzette Haden Elgin PhD, tindakan demikian akan membuat anak merasa tidak berarti.
Jika menerima perlakuan seperti ini setiap hari, maka tidak mengherankan jika saat sudah besar mereka akan merasa tidak ada gunanya berbicara dengan orangtua.
Jangan katakan “Jangan Menangis!”
Kalimat, “jangan menangis!” merupakan kalimat yang sering diucapkan Ibu untuk mendiamkan anak.
Biasanya anak menangis karena berkelahi dengan teman, kakak, atau ketika mereka terjatuh.
Namun Ibu tidak lantas harus segera mendiamkan anak dengan cara menyuruhnya diam. Kalimat lain yang sering mengikuti kalimat ini adalah, “Jangan cengeng!”, “Jangan sedih!”.