Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Unik Daftar PAUD Bayar Menggunakan Pisang
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) As-Salam yang berlokasi di sebuah dusun terpencil di Jawa Tengah bernama Dusun Watu Jaran, Kelurahan Desa Sikapat, Ke
Ditulis oleh : Ridhuan Habibie
TRIBUNNERS - PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) As-Salam yang berlokasi di sebuah dusun terpencil di Jawa Tengah bernama Dusun Watu Jaran, Kelurahan Desa Sikapat, Kecamatan Sumbang, Banyumas memiliki kebiasaan unik.
Setiap ada warga yang ingin mendaftarkan anaknya untuk belajar di PAUD ini cukup mebayarnya dengan 1 tandan buah pisang.
Menurut Ust Syein Da’i Sahabat Masyarakat (Dasamas) LAZ Al Azhar sekaligus pembina PAUD As-Salam sejak berdiri pada tanggal 01 Agustus 2015 tahun lalu karena faktor biaya, semua warga hampir mendaftar menggunakan pisang.
Mayoritas kepala keluarga di Dusun Watu Jaran memang hanya serabutan dengan upah harian.
Meski iuran bulanan di PAUD ini jika diuangkan hanya sebesar Rp. 10 ribu per bulan namun warga tetap tidak mampu.
“Warga kebanyakan hanya punya pohon pisang di kebun belakang rumah, jadi mereka bayarnya pake buah pisang itu," ujar Syein.
Biasanya, warga menyerahkan buah pisang jenis emas dan pisang ambon karena nilai jualnya cukup tinggi.
Kemudian pisang yang diterima ini dijual oleh Ibu Yuni pengurus PAUD As-Salam atau jika ada warga lain yang berminat langsung dijualnya.
Jika harga jual pisang lebih dari 10 ribu, misalnya 50 ribu, maka kelebihan uang ini digunakan untuk iuran bulanan selanjutnya dan si anak tersebut bebas biaya SPP selama 4 bulan ke depan.
Ust Syein kemudian menjelaskan jika ada warga yang sama sekali tidak memiliki buah pisang, maka bisa diganti dengan buah dan barang lain yang bernilai ekonomi.
"Dibayar dengan apapun bisa, pernah juga ada warga yang menyerahkan kayu bakar, asalkan barangnya laku dijual dipasar," katanya.
Ibu Warsiti (50 th) salah satu warga Dusun Watu Jaran yang mendaftarkan kedua anaknya Adel dan Agung ke PAUD As-Salam ini mengaku bahagia bisa mendaftarkan anaknya meski ia hanya bisa membayar dengan pisang.
Baru 1 tahun beroperasi, Paud As-Salam kini sudah memiliki 3 orang pengajar dan dua ruang kelas dengan 20 murid.